Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Teknologi Lasik Bebas Sayatan untuk Normalkan Mata Minus  

Foto : ISTIMEWA

Teknologi lasik

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Mata minus menjadi salah satu jenis kelainan refraksi yang prevalensinya terus meningkat. Studi menyebut, sekitar 40 persen dari populasi dunia (3,3 miliar orang) akan menderita miopia pada 2030 mendatang. Bahkan, diprediksi akan berjumlah lebih dari setengah populasi dunia (4,9 miliar orang) pada 2050.

Infodatin, Kementerian Kesehatan pada 2018 mengeluarkan laporan berjudul Situasi Gangguan Penglihatan. Laporan tersebut memperlihatkan prevalensi kebutaan di Sulawesi Selatan mencapai 2,6 persen atau hanya sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0 persen.

"Data tersebut juga mencantumkan angka kebutaan akibat gangguan refraksi di Sulawesi Selatan menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi-provinsi lainnya. Artinya, keberadaan fasilitas kesehatan untuk menangani kelainan refraksi pun semakin krusial," kata Direktur PT Orbita. Dr. dr. Habibah S. Muhiddin, Sp.M(K) di dalam konferensi pers daring, Minggu (5/3).

Salah satu langkah untuk menangani mata minus adalah Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis (LASIK) yakni prosedur bedah menggunakan laser yang bertujuan untuk bebas dari kacamata dan lensa kontak. Waktu tindakan dan pemulihan yang cenderung cepat menjadi keunggulan langkah ini.

"Meski demikian, kekhawatiran terhadap tindakan LASIK masih kerap muncul di tengah masyarakat, adanya efek samping setelah tindakan seperti mata kering," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top