Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Teknologi "Go Green" untuk Bangunan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teknologi enkapsulasi bisa mengubah material menjadi berukuran nano yang baik digunakan sebagai media penyimpanan energi panas. Metode ini merupakan metode yang pertama kali dikembangkan di Malaysia.

Sebuah tim penelitian dari Intitut Teknologi Maju, Univeristas Putra Malaysia berhasil mengembangkan sebuah teknologi enkapsulasi berbasis nano. Teknologi ini mampu mengikat panas dan menurunkan suhu bangunan.

Keberadaan teknologi yang diklaim pertama di Malaysia ini, diperkirakan dapat menghemat penggunaan energi listrik dan mengurangi emisi karbon. Konsep go green terus menjadi kampaye untuk berbagai bidang kehidupan. Termasuk juga dalam bidang infrastruktur.

Berbagai teknologi untuk mendukung konsep go green terus dikembangkan pada kontruksi-konstruksi bangunan untuk membuat bangunan yang lebih ramah lingkungan dan menghemat energi dan pengurangan emisi karbon atau yang lazim di kenal dengan konsep green bulding.

Salah satu teknologi terbaru yang diperkenalkan oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Maju (ITMA), Universiti Putra Malaysia (UPM) adalah apa yang disebuat dengan Encapsulation of Phase Change Material (NPCM). Yakni sebuah teknologi enkapsulasi berbasis teknologi nano.

Teknologi ini bekerja dengan menurunkan suhu ruangan di gedung-gedung, sehingga meniminimalkan penggunaan AC dan dapat menghemat tagihan listrik. Saat kondisi suhu dingin, teknologi ini juga mampu melepaskan panas sehingga menggurangi enegri untuk pemanas ruangan.

Kepala tim peneliti, Prof Dr Mohd Zobir Hussein mengatakan teknologi enkapsulasi bisa mengubah material menjadi berukuran nano yang baik digunakan sebagai media penyimpanan energi panas.

"Metode NPCM ini merupakan metode yang pertama kali dikembangkan di Malaysia. Dimana teknologi ini dapat menyerap, menyimpan dan melepaskan energi panas dari lingkungan disekitarnya," kata Hussein sebagaimana di kutip dari science daily.

Dengan Sifat-sifat inilah, teknologi ini memungkinkan adanya fase perubahan material, untuk menyimpan energi panas saat kondisi sekitar panas dan melepaskan energi panas saat kondisi sekitar lingkunganya dalam kondisi dingin.

"Jika digunakan sebagai komponen bangunan pasif atau aktif, teknologi ini dapat membantu mengendalikan fluktuasi suhu di dalam bangunan intern hingga menghasilkan gedung yang nyaman," tambah Husein.

Lebih lanjut, menurut Hussein dengan teknologi ini maka akan mengurangi ketergantungan penghuni gedung terhadap penggunaan AC di dalamnya.

Sekaligus juga mengurangi ketergantungan pada alat pemanas ruangan saat kondisi lingkungan dingin.

"Secara langsung akan mengurangi konsumsi listrik dan secara tidak langsung mengurangi emisi karbon dioksida," tambah Hussein.

Teknologi ini juga di klaim sangat aplikatif saat digunakan, dimana NPCM ini dapat dimasukkan ke dalam semen atau bahan cat isolasi aktif dan berlaku untuk langit-langit atau dinding bangunan.

Kelebihan lain dari teknologi ini juga tidak akan mempengaruhi komponen bangunan dan tidak akan memberikan efek negatif terhadap kekokohan bangunan.

Berdasarkan penelitian yang selama ini dilakukan, menunjukkan bahwa suhu di malaysia dan sekitarnya semakin panas, panas terik dan lembab dengan penggunaan sistem pendinginan udara yang semakin tinggai.

Kondisi ini secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap peningkatan konsumsi listrik di malaysia.

"Selain itu, sebagian besar bangunan modern yang dikembangkan menggunakan teknologi berat, bahan bangunan ringan dengan inersia termal rendah atau massa termal rendah," kata Hussein. Kondisi tersebut justru menyebabkan bangunan menghadapi berbagai fluktuasi suhu yang besar akibat pemanasan eksternal atau beban pendinginan.

Di sisi lain, meningkatnya permintaan penggunaan AC akan menyebabkan, konsumsi listrik yang terus meningkat. Sehingga, dampaknya tidak hanya terjadi peningkatan konsumsi energi listri tetapi juga peningkatan biaya hidup.

Riset yang dikembangkan oleh Hussein ini, setidaknya memakan waktu hingga dua tahun sebelum teknologi enkapsulasi ini sedianya akan siap untuk dikomersilkan ke pasaran. Selain Hussein, sejumlah ilmuan lain yang terlibat dalam proyek riset ini adalah Dr Tumirah Khadiran, Prof. Dr. Zulkarnain Zainal dan Dr Rafeadah Rusli.

nik/berbagai sumber/E-6

Agar Gedung Tak Boros Energi

Berdasarkan riset yang dilakukan sebelumnya, konsumsi energi untuk pendingin dan pemanas ruang merupakan konsumsi energi terbesar dari sebuah bangunan atau gedung.

Sejak lama, beragam teknologi telah dikembangkan oleh para ilmuwan untuk bagaimana mengurangi konsumsi energi pada dua piranti tersebut, mulai dari alat pendingin dan pemanas ruangan hemat energi hingga sejumlah terknologi lain.

Termasuk diantaranya teknologi enkapsulasi maupun beragam perangkat alat kontrol efisiensi energi. Enkapsulasi sendiri merupakan sebuah proses atau teknik untuk menyalut inti yang berupa suatu senyawa aktif baik itu padat, cair, gas,ataupun sel dengan suatu bahan pelindung tertentu yang dapat mengurangikerusakan senyawa aktif tersebut.

Proses enkapsulasi membantu memisahkan material inti dengan lingkungannya hingga material tersebut terlepas atau (release) ke lingkungan.

Biasanya enkapsulasi banyak digunakan dalam produksi flavor kering, makanan seperti penyedap rasa, pemanis buatan, ragi dan produk lainnya.

Teknologi ini memiliki sejumlah keuntungan seperti pengendalian pelepasan bahan yang terenkapsulasi, peningkatan stabilitas suhu dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam teknologi enkapsulasi yang dikembangkan di malaysia, teknologi ini berperan dalam mengikat suhu panas dan juga melepaskannya saat kondisi ruangan atau bangunan lebih dingin.

Meskipun, belum diketahui berapa besar penghematan penggunaan energi melalui teknologi enkapsulasi berbasis nano pada bangunan atau gedung ini, namun dari sejumlah riset, sistem pengendalian energi bisa mengurangi konsumsi energi hingga 57 persen.nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top