Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Prospek 2022 - Inflasi Berpotensi Melaju di Rentang 4,5-5 Persen secara Yoy

Tekanan Inflasi Bakal Lebih Tinggi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tekanan inflasi tahun ini berasal dari sejumlah faktor, di antaranya lonjakan harga barang komoditas; penghapusan BBM premium dan pertalite; serta penyesuaian harga gas konsumsi rumah tangga.

JAKARTA - Pemerintah perlu segera meredam kenaikan harga barang bergejolak yang dapat memicu lonjakan inflasi. Bahkan, pemerintah hanya mempunyai waktu tiga bulan untuk menstabilkan harga menjelang Ramadan.

Apabila harga harga barang bergejolak ini tak kunjung terkendali, lonjakan harga jelang Idul Fitri yang jatuh 2 Mei tak bisa terhindarkan. Parahnya, kenaikan tersebut makin tak wajar.

Sebagai catatan, inflasi pada Desember 2021 tercatat sebesar 0,57 persen secara bulanan (mtm) dan 1,87 persen secara tahunan (yoy). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Desember tertinggi sepanjang 2021 dan dalam dua tahun terakhir.

Direktur Celios, Bhima Yudisthira, mengatakan inflasi pada akhir tahun lalu lebih didorong oleh cost push inflation ketimbang kenaikan permintaan. Dia mencontohkan lonjakan harga pangan seperti minyak goreng itu karena harga crude palm oil (CPO) bergerak liar di pasar internasional, kemudian diteruskan ke konsumen domestik.

Begitu juga soal kenaikan harga cabai, lanjutnya, dipicu faktor cuaca sehingga membuat produksi terganggu. Menurutnya, kebijakan pemerintah turut berdampak ke inflasi, termasuk melalui kenaikan harga gas LPG. "Belum bisa dikatakan inflasi yang terjadi di Desember adalah inflasi yang sehat," tegas Bhima.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top