Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tiongkok sudah memulai misi eksplorasi ke Bulan dan Mars serta sebentar lagi akan mengirimkan misi berawak ke luar angkasa. Berikutnya, Negeri Panda bertekad untuk mengirimkan misi penjelajahan ke Jupiter dan Uranus yang merupakan bagian terjauh dari tata surya kita.

Tekad Tiongkok Berlomba untuk Arungi Tata Surya

Foto : AFP/China News Service (CNS)

Roket Long March-2F yang membawa wahana berawak Shenzhou-12 berada di pusat peluncuran satelit Jiuquan, Provinsi Gansu, untuk persiapan peluncuran pada Kamis (17/6)

A   A   A   Pengaturan Font

Program luar angkasa Tiongkok dimulai sejak 1956 saat pusat penelitian roket didirikan dan pusat itu baru bisa meluncurkan roket pertamanya pada 19 Juli 1964.
Setelah lebih dari setengah abad kemudian saat perekonomian makin menguat, ambisi program luar angkasa Tiongkok membuat lompatan besar setelah mereka berhasil meluncurkan misi berawak pertama mereka pada 2003 dan menjadikannya sebagai negara ke-3 yang berhasil melakukan penjelajahan luar angkasa berawak setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.
Beberapa tahun lalu, Tiongkok pun berhasil mendaratkan wahana penjelajah Chang'e 3 ke permukaan Bulan. Sebelumnya hanya wahana dari AS dan Uni Soviet yang berhasil mendaratkan wahana mereka ke Bulan.
Tiongkok juga jadi salah satu negara yang berhasil membawa pulang bebatuan Bulan saat mengirimkan wahana penjelajah Chang'e 5 setelah sebelumnya juga berhasil dilakukan oleh negara AS dan Uni Soviet. Pada 2019, Tiongkok bahkan tercatat sebagai negara pertama yang berhasil mendaratkan wahana penjelajah Chang'e 4 ke bagian terjauh dari Bulan.
Tak hanya Bulan, pada Mei lalu Tiongkok pun jadi negara ke-3 yang sukses mendaratkan wahana penjelajah yang diberi nama Zhurong di Planet Mars.
Namun keberhasilan mengirimkan misi ke Bulan dan Mars tak membuat Beijing menurunkan ambisinya karena berdasarkan alur waktu (timeline) program luar angkasanya, Tiongkok juga bertekad mengarungi luar angkasa lebih jauh lagi dengan mengirimkan misi ke sejumlah asteroid, Planet Jupiter pada 2035 dan Planet Uranus yang merupakan bagian terjauh dari tata surya kita setelah 2040.

Stasiun Luar Angkasa
Saat ini Tiongkok sedang membangun stasiun luar angkasa yang diberi nama Tiangong-3 dan stasiun luar angkasa ini akan jadi bagian penting bagi mengejar ambisi untuk penjelajahan luar angkasa yang lebih jauh.
Bagian utama dari stasiun luar angkasa itu sudah mengorbit pada 28 April lalu dengan menggunakan roket Long March-5B Y2, dan diperkirakan satelit itu akan rampung tahun depan.
Untuk merampungkan Tiangong-3, pada Kamis (17/6) esok, Tiongkok akan kembali mengirimkan misi berawak yang terdiri dari 3 astronot dan mereka akan menaiki wahana Shenzhou-12 yang akan diangkut oleh roket Long March-2F. Ke-3 astronot itu nantinya akan bertugas untuk memasang instalasi dan membangun bagian-bagian dari stasiun luar angkasa Tiangong-3.
"Ke-3 astronot ini akan menghuni bagian utama dari stasiun luar angkasa selama 3 bulan," ungkap badan luar angkasa Tiongkok, Chinese National Space Agency beberapa hari lalu.
Pada September, wahana kargo Tianzhou-3 akan diluncurkan kemudian diikuti pengiriman 3 asrtonot lain dengan menggunakan wahana Shenzhou-13 dimana ke-3 awak Shenzhou-13 ini direncanakan akan tinggal di stasiun luar angkasa selama 6 bulan.
Rencananya Tiongkok akan mengirimkan 4 misi berawak dengan jumlah 12 astronot ke luar angkasa yang tugas utama mereka yaitu untuk membangun Tiangong-3. Setelah rampung, Tiangong-3 diproyeksikan akan bisa beroperasi hingga 15 tahun.
Usai Tiangong-3 rampung, maka Tiongkok akan jadi satu-satunya negara yang berhasil mengoperasikan sebuah stasiun luar angkasa secara sendiri tanpa bantuan negara asing. Sebagai perbandingan, Stasiun Luar Angkasa Internasional yang saat ini masih mengorbit, beroperasi berkat kerja sama dari sejumlah negara.
Rencana pembangunan stasiun luar angkasa Tiongkok sebenarnya telah dimulai pada 1992 dan baru pada 2011, Beijing berhasil mengorbitkan prototipe satelit luar angkasa Tiangong-1. Namun setelah melakukan sejumlah uji coba misi berawak dan percobaan laboratorium, operasional Tiangong-1 dihentikan pada 2016 setelah Tiongkok kehilangan kendali atas stasiun itu dan akhirnya Tiangong-1 jatuh dan terbakar di atmosfer Bumi pada 2018.
Pada 2016, Tiongkok kembali meluncurkan prototipe stasiun luar angkasa Tiangong-2. Setelah beberapa kali mengirimkan misi berawak dan kargo, Tiangong-2 melenceng dari orbit dan diarahkan untuk jatuh ke Bumi pada 2019 lalu.
Misi ke Bulan dan Mars
Sejauh ini Tiongkok telah berhasil menyelesaikan misi antarplanet yang sebelumnya telah berhasil dilakukan AS dan Uni Soviet yaitu penjelajahan ke permukaan Bulan dan Mars.
Untuk penjelajahan ke Bulan, Tiongkok telah memulainya dengan membuat misi Chang'e yang diluncurkan pada 2004 dan telah berhasil mengirimkan 5 misi hingga saat ini.
Untuk misi Chang'e-1 dan Chang'e-2 hanya merupakan misi orbital sedangkan misi Chang'e-3 and Chang'e-4 telah membawa wahana penjelajah, namun pada misi Chang'e-5, Tiongkok berhasil membawa pulang sampel bebatuan dari Bulan.
Selanjutkan Tiongkok akan mengirimkan 3 misi Chang'e yang akan fokus untuk membangun stasiun penelitian di Bulan. Chang'e-6 rencananya akan diluncurkan pada 2023 atau 2024 dan misi ini akan melakukan penelitian soal komposisi, kekuatan, geografi permukaan dan bawah permukaan Bulan, penelitian topografi dan menentukan lokasi dari stasiun di Bulan.
Kemudian pada 2023, misi Chang'e-7 akan diluncurkan dan akan mendarat di kutub selatan Bulan untuk melakukan penelitian sumber daya di sana. Selain itu Chang'e-7 juga akan melakukan misi penjelajahan dan penerbangan di Bulan.
Sementara itu misi Chang'e-8 diharapkan akan diluncurkan pada 2027 dan dalam misi ini akan dilakukan pengolahan dan ekstraksi sumber daya alam di Bulan serta selain tentunya akan melanjutkan konstruksi stasiun luar angkasa di Bulan.
Sementara untuk misi penjelajahan di Mars, Tiongkok telah mengirimkan misi Tianwen dan telah berhasil mendaratkan wahana penjelajah Zhurong beberapa waktu lalu. Zhurong saat ini telah mengirimkan foto-foto dari permukaan Mars dan selama beberapa waktu kedepan akan melakukan penelitian mengenai geologi, topografi, atmosfer dan medan magnet di Mars.
Pada 2028, Tiongkok rencananya akan mengirimkan wahana penjelajah lainnya ke Mars dan wahana ini ditargetkan akan bisa mengirimkan sampel bebatuan Mars.

Mengejar Asteroid
Selain misi penjelajahan planet dan luar angkasa, Tiongkok juga sedang merencanakan sejumlah misi lainnya seperti mengejar asteroid dengan mengirimkan misi ZhengHe. Misi ZhengHe rencananya akan mengambil sampel pada
Deep space and science missions asteroid 469219 Kamo'oalewa saat mengorbit dekat dengan Bumi dan akan menjatuhkan sampel saat wahana ZhengHe mengejar asteroid lainnya yaitu 311P/PANSTARRS.
Pada 2030, Tiongkok akan mengirim misi orbital ke Planet Jupiter dan diharapkan misi orbital yang diberi nama Gan De itu akan tiba pada 2035. Misi Gan De akan fokus untuk meneliti medan magnet dan atmosfer di Jupiter, serta meneliti permukaan Bulan dari Jupiter yaitu Ganymede.
Selain itu Tiongkok pun sedang merencanakan misi ke Uranus yang diperkirakan akan tiba pada 2040.
Kami pun akan meneliti sejumlah fenomena yang terjadi di Bumi, tata surya dan luar angkasa," pungkas Chinese Academy of Sciences. ThePrint/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top