Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Keuangan Global

Taruhan Panjang Mata Uang Asia Dipangkas

Foto : Sumber: Federal Reserve - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan kondisi pasar keuangan saat ini masih stabil dalam merespons hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral AS (The Fed) pada Rabu waktu setempat. Hal itu karena pasar semakin paham arah kebijakan The Fed.

Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (17/6) mengatakan akan terus memantau perkembangan global tersebut serta mengantisipasi langkah lanjutan The Fed yang bisa berdampak pada pergerakan ekonomi dunia.

BI juga akan memperkuat kondisi domestik sebagai langkah mitigasi stabilitasi nilai tukar, mendorong kebijakan makroprudensial dan menjaga pembiayaan untuk pemulihan ekonomi.

"BI juga akan mengoptimalkan stabilisasi nilai tukar serta berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga yield surat berharga dalam batas-batas normal," kata Perry.

Otoritas moneter kata Perry baru akan merespon kondisi global apabila ada potensi tanda-tanda kenaikan inflasi yang diprediksi paling cepat terjadi pada awal 2022.

Sebelumnya dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) memastikan The Fed masih akan tetap akomodatif dalam kebijakan moneter dan masih terlalu dini untuk melakukan tapering off (pengurangan stimulus) dalam waktu dekat.

The Fed juga masih akan melakukan kebijakan pembelian obligasi (quantitative easing) dengan mempertimbangkan data-data terkini mengenai inflasi dan pasar tenaga kerja.

Berdasarkan pantauan awal, kebijakan tapering off tersebut baru akan dilakukan The Fed pada triwulan I-2022 dan suku bunga (Fed Fund Rate/FFR) akan naik pada 2023.

Taruhan Panjang

Sementara itu, hasil jajak pendapat Reuters pada Kamis (17/6) menunjukkan, taruhan panjang pada sebagian besar mata uang negara berkembang Asia dipangkas, karena investor mempertimbangkan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat seiring dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Sebanyak 13 tanggapan muncul sebelum pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Rabu malam setelah memberi sinyal akan menaikkan suku bunga pada awal 2023, lebih cepat dari perkirakan semula. Kebijakan itu akan menyedot dana dari aset berisiko dan memaksa pusat keuangan Asia mengencangkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga lebih cepat.

Untuk saat ini, sebagian besar investor tetap menilai bullish pada mata uang negara berkembang di Asia, dengan taruhan panjang pada dollar Taiwan dan rupiah yang sedikit meningkat dari dua minggu lalu.

Dollar Taiwan telah terapresiasi tajam sejak akhir Maret karena ekonomi berkembang pesat pada tren kerja dari rumah yang memicu permintaan global untuk teknologi. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah dan likuiditas berlimpah sampai ada tekanan inflasi, tetapi juga memperingatkan bahwa pasar obligasi lokal, rentan terhadap arus asing yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan AS.

Taruhan panjang pada rupiah berada pada level tertinggi sejak Februari. Pesan hawkish The Fed menempatkan dollar AS ke level tertinggi dalam dua bulan dan mengakibatkan penurunan di seluruh ruang mata uang Asia pada hari Kamis, termasuk rupiah lebih dari 0,5 persen. n SB/Rtr/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top