Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tantangan Menjinakkan Ranjau di Bekas Medan Pertempuran Afghanistan

Foto : AFP/Javed TANVEER

Bahaya Ranjau l Beberapa anak berjalan di area yang telah ditandai bebas ranjau di Desa Nad-e-Ali di Provinsi Helmand, Afghanistan, pada 9 November lalu. Menurut laporan UNMAS (United Nations Mine Action Service), sejak 1988 sekitar 41 ribu warga Afghanistan tewas dan terluka akibat ranjau.

A   A   A   Pengaturan Font

Beberapa pekan setelah Taliban mengambil alih Afghanistan, keluarga yang melarikan diri dari pertempuran di sebuah desa, kembali ke rumah dan menemukan sesuatu yang tak lazim yaitu lapangan kriket di desa mereka telah dilingkari di bebatuan yang dicat warna merah dan putih.

Putih berarti lapangan itu aman untuk anak-anak bermain, sedangkan merah menandakan ada ranjau darat terkubur dan persenjataan lainnya sisa-sisa kecamuk peperangan yang telah membunuh atau melukai puluhan ribu warga Afghanistan selama empat dekade terakhir.

Desa itu bernama Nad-e-Ali yang ada di Provinsi Helmand. Desa itu pernah jadi garis depan pada hari-hari terakhir perang antara Taliban dan pasukan pemerintah yang didukung negara-negara Barat. Desa Nad-e-Ali dikepung selama dua bulan sampai kelompok Taliban menguasai negara itu pada pertengahan Agustus.

Ketika penduduknya kembali pada September lalu, mereka menemukan sekolah desa penuh dengan lubang-lubang bekas tembakan, atapnya menghitam karena asap, dan ayunan anak-anak tinggal hanya rangka logamnya saja.

"Penduduk desa mengetahui bahwa di sekitar sekolah itu telah disebar amat banyak ranjau saat pertempuran terjadi," ucap Juma Khan, koordinator lokal untuk HALO Trust, LSM pembersihan ranjau yang beroperasi di Afghanistan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top