Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Impor Energi

Tanpa Pengendalian, Subsidi BBM Bisa Lebih Parah

Foto : ANTARA/M AGUNG RAJASA

PENGISIAN BBM I Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4).

A   A   A   Pengaturan Font

Lonjakan signifikan berasal dari subsidi BBM dan LPG yang mencapai 83,7 triliun rupiah dari target awal 56,9 triliun rupiah, sedangkan subsidi listrik turun jadi 47,8 triliun rupiah dari target 53,6 triliun rupiah. Bila dibandingkan 2020, realisasi subsidi energi pada 2021 melonjak 37,4 persen dibanding realisasi subsidi energi pada 2020 sebesar 95,7 triliun rupiah.

Pada 2022, subsidi energi ditargetkan naik menjadi 134 triliun rupiah, terdiri atas subsidi BBM dan LPG 77,5 triliun rupiah dan subsidi listrik 56,5 triliun rupiah. "Jika tidak dikendalikan seperti penyesuaian harga BBM, LPG, dan listrik, subsidi energi tahun ini bakal meroket seiring kenaikan harga minyak global," kata Max seperti dikutip dari Antara.

Kenaikan konsumsi BBM, tambahnya, bisa jadi karena kesejahteraan masyarakat membaik sehingga bisa membeli kendaraan. Di sisi lain, transportasi publik belum bagus sehingga pengguna kendaraan pribadi masih banyak.

Melekat pada Orang

Pengamat Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Bambang Budiarto, yang diminta pendapatnya mengatakan konsep dasar subsidi BBM dari sisi supply pasti membebani anggaran, namun dari demand side, subsidi sangat ditunggu masyarakat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top