Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Taklukan Festival Internasional di AS, Tim Angklung Muhibah Mendapat Apresiasi yang Tinggi

Foto : Dok KJRI San Fransisco
A   A   A   Pengaturan Font

"Kami berharap dengan misi budaya selama satu bulan di AS ini, angklung dapat lebih dikenal oleh masyarakat AS dan menjadi alat musik yang populer dan digandrungi oleh banyak orang. Kalau Korea punya K-Pop, maka Indonesia punya angklung. Bukan tidak mungkin 10 atau 20 tahun lagi, angklung menjadi salah satu alat musik yang paling populer di kalangan anak-anak muda AS," ungkap Maulana M Syuhada, ketua tim Muhibah Angklung.

Penampilan memukau Muhibah selama tur sebulan di AS telah mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak. Sebagai satu-satunya tim kesenian dari Asia, mereka dinilai mampu memberikan persembahan musik dan tarian yang unik serta mengagumkan. Misalnya, para penonton yang diwawancarai menyatakan sangat terkesan dan belum pernah mendengar musik angklung sebelumnya, termasuk Lynn Elliot, General Director World Folkfest. Ia mengaku sangat senang bahwa tim Muhibah bisa hadir memperkaya keragaman festival.

"Kami senang memiliki grup dari Indonesia, yang memainkan alat musik yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang di Utah. Sesuatu yang sangat menyenangkan bagi kami, berkah bagi kami, karena pertunjukannya sangat kompak dan beragam. Kebanyakan tim seni yang tampil adalah dari Eropa. Namun dengan adanya tim Muhibah Angklung dari Asia, justru menjadi tim favorit, putri saya sangat menyukai penampilan tim ini. Ia menyatakan hal tersebut berkali-kali," kata Lynn Elliot.

Tim Muhibah Angklung juga mendapat porsi tersendiri dalam pemberitaan oleh beberapa media TV setempat saat tampil. Misalnya, dari 10 tim yang tampil, mereka terpilih menjadi salah satu dari dua tim yang mewakili festival untuk menampilkan tariannya secara live di TV lokal ABC4 negara bagian yang berpusat di Salt Lake City, ibu kota Negara Bagian Utah.

?Selain menambah jam terbangnya di AS, tim Muhibah Angklung yang mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa itu juga mendapat pengalaman lainnya yang berkesan terutama mengenai budaya lokal AS. Tim yang beranggotakan 36 orang itu menginap di rumah-rumah keluarga AS selama festival. Bukan saja mereka belajar budaya baru, tapi juga hubungan persahabatan yang dijalin begitu dalam. Semua host family menangis melepas kepergian tim tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top