Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tak Ingin Drone Buatannya Dipakai dalam Perang, Perusahaan Tiongkok Ini Setop Penjualan ke Rusia dan Ukraina

Foto : REUTERS/Adrees Latif

Tampilan drone seri Phantom 3 dari DJI yang merupakan drone untuk konsumen umum yang terbang di Manhattan, 8 April 2015.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pembuatdronedari Tiongkok, DJI, telah mengonfirmasi bahwa mereka menghentikan semua pengiriman produknya ke negara Rusia dan Ukraina untuk mengurangi potensi produknya digunakan untuk pertempuran selama masa invasi Rusia.

Tidak hanya menghentikan pengiriman dan penjualan produk, DJI juga menghentikan sementara operasional layanan purna jualnya sampai waktu yang tidak ditentukan.

Dikutip dari The Verge, Kamis (28/4), langkah itu menjadi jawaban atas kecurigaan Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Federov yang sempat menuding DJI membantu Rusia untuk melakukan operasi invasinya.

Dalam tudingannya itu, AeroScope DJI dinilai telah digunakan Rusia untuk menargetkan warga hingga para pilot dari Ukraina.

Selama masa invasi berlangsung, sebenarnya baik Rusia maupun Ukraina sama-sama menggunakan drone untuk melakukan pengintaian dari jarak jauh.

Bahkan beberapa ditemukan telah diubah dan dimodifikasi menjadi senjata darurat.

Sebenarnya pada akhir Maret 2022, DJI mengatakan tidak berniat untuk menghentikan operasionalnya baik di Ukraina maupun Rusia.

"Selama 15 tahun, DJI telah mencoba yang terbaik untuk menghindari geopolitik," kata juru bicara DJI Adam Lisberg.

Namun akhirnya keputusan itu diambil agar tudingan yang telah menyebar itu bisa diredam dan DJI tetap bertahan dengan sikap netralnya.

Meski layanan penjualan, purna jual, hingga pengiriman dihentikan, namun DJI tidak akan bertanggung jawab jika masih ada perangkatnya yang digunakan di kedua negara itu.

Di samping itu, untuk perangkat AeroSpace DJI yang lisensinya telah kedaluwarsa maka perusahaan tidak akan melakukan otorisasi ulang sehingga ada kemungkinan perangkat tersebut tidak bisa maksimal digunakan.

"DJI membenci penggunaan drone kami untuk menyebabkan kerusakan dan untuk itu kami sementara menangguhkan penjualan di negara-negara ini membantu memastikan tidak ada yang menggunakan drone kami dalam pertempuran, "kata Lisberg.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top