Tak hanya Terjadi pada China Eastern Airlines, Boeing Jadi Tipe Pesawat dengan Jumlah Insiden Paling Tinggi di Indonesia
Tim penyelamat memeriksa bagian dari roda pendarat Lion Air Boeing 737-800 MAX yang diambil dari dasar laut.
Foto: APPublik baru-baru ini dikejutkan dengan jatuhnya pesawat China Eastern Airlines yang berjenis Boeing 737-800 NG dengan kode penerbangan MU5735. Dilansir dari laman FlightRadar24, pesawat tersebut dikabarkan sempat hilang kontak sebelum dipastikan terjatuh di kawasan Guangxi, Tiongkok pada Senin (21/3). Pesawat dikabarkan berada di ketinggian jelajah 29.100 kaki sebelum meluncur drastis dalam waktu 137 detik hingga akhirnya jatuh dan terbakar.
Di Indonesia sendiri, Boeing menjadi salah satu tipe pesawat yang kerap digunakan sebagai pesawat penerbangan sipil. Kendati demikian, pesawat pabrikan asal Amerika tersebut tidak luput dari berbagai insiden tidak menyenangkan. Tak tanggung-tanggung, data Aviation Safety Network menunjukkan angka insiden transportasi udara yang melibatkan Boeing di Indonesia menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.
Total insiden Boeing selama periode tersebut mencapai angka 24 kejadian dari total 96 kejadian sejak 2008. Jumlah yang tergolong besar bagi moda transportasi udara. Jumlah ini bahkan 8 kali lipat lebih sering daripada insiden yang dialami pesaing utamanya, yakni Airbus yang hanya mengalami 3 kejadian.
Dua puluh empat insiden yang dialami Boeing pun beragam, mulai dari insiden gagal terbang, pendaratan tidak mulus, hingga kecelakaan fatal yang menewaskan ratusan jiwa. data Aviation Safety Network memperlihatkan, insiden Boeing paling baru terjadi pada 20 Maret 2021. Kala itu, pesawat Boeing 737-4Y0 milik Trigana Air Service mengalami ekskursi landasan pacu saat mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta (HLP), Indonesia.
Mulanya, penerbangan melaporkan kerusakan mesin nomor dua setelah dua menit lepas landas. Awak pesawat kemudian menghubungi ATC, meminta penangguhan. Pesawat kemudian mendarat di rerumputan yang tegak lurus dengan landasan pacu. Badan pesawat setelahnya dibongkar di lokasi dan dipindahkan.
Sebelumnya, tepatnya pada 9 Januari 2021, pesawat berjenis Boeing 737-500 yang digunakan maskapai Sriwijaya Air dalam penerbangan 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Insiden tersebut terjadi tak lama setelah keberangkatan pesawat dari Bandara Internasional Jakarta-Soekarno-Hatta. Insiden fatal ini menewaskan 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi. Tak ada satupun penumpang yang selamat yang dalam kecelakaan tragis tersebut.anomali KNKT Indonesia melaporkan pada 10 Februari bahwa pesawat mengalami masalah pada perangkat throttle berulang pada hari-hari sebelum kecelakaan.
Masih terngiang di ingatan kita atas kecelakaan nahas Lion Air JT-610 jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018. Pesawat Boeing 737-800 MAX itu seketika menukik hingga jatuh di atas perairan Kerawang, sesaat setelah lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta. Akibat insiden tersebut, 189 jiwa tewas di tempat kejadian tak terkecuali seluruh kru pesawat yang bertugas.
Kecelakaan Lion Air JT-610 bahkan masuk ke dalam 100 daftar kecelakaan pesawat terburuk versi Plane Crash Info, sebuah situs database insiden pesawat terbang. Tak sampai disitu, investigasi atas kejanggalan kecelakaan Lion Air JT-610 juga kembali diceritakan dalam dokumenter Downfall: The Case Against Boeing yang dirilis Netflix tahun ini. Hasil investigasi menguak kelalaian pihak Boeing dalam pengembangan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), sebuah sistem sensor otomatis baru yang ditujukan untuk memproteksi pesawat dari manuver berbahaya.
Adapun dari 24 insiden Boeing yang terjadi di Indonesia dalam 15 tahun kebelakang, semuanya merupakan tipe Boeing 737 dengan berbagai seri berbeda. Boeing 737 sendiri merupakan salah satu jenis komersial berbadan sempit dengan mesin ganda yang diproduksi oleh Pabrik Boeing di Seattle, Amerika Serikat. Pesawat ini mulanya merupakan pengembangan versi murah dari pendahulunya, Boeing 707 dan 727. Kapasitas Boeing 737 pun tergolong lebih sedikit dan berjarak pendek.
Boeing sendiri merupakan perusahaan multinasional yang merancang, memproduksi, dan menjual pesawat terbang, pesawat rotor, roket, dan satelit. Nama Boeing diambil dari nama pendirinya, yakni William Edward Boeing. Pria kelahiran 1 Oktober 1881 di Detroit, Amerika Serikat, pada 1 Oktober 1881. Boeing didirikan pada 15 Juli 1916 dengan nama awal Pacific Aero Products.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Suliana
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Wamensos Sebut Instrumen untuk Makan Bergizi Gratis Sudah Kuat
- BGN Sebut Hasil Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dievaluasi Secara Berkala
- Ini Klasemen Liga Inggris: Liverpool Naik Puncak, Forest Tembus Tiga Besar
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras