Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Syarat Aman Sekolah Tatap Muka, Patuhi Agar Tidak Menjadi Klaster Covid-19

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai diterapkan diberbagai daerah. Pada prosesnya, memiliki kekurangan sehingga menimbulkan klaster Covid-19. Ada masukan mengenai syarat yang harus dilakukan agar tetap aman bagi warga yang bersekolah, terutama anak-anak.

Dalam keterangan konferensi pers yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan topik Update Kajian IDAI terkait Covid-19 pada anak, Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI menjelaskan hal ini.

"Kita ingin sekali sekolah tatap muka ini bisa segera (dilaksanakan), tapi tentu kita meminta sekolah tatap muka yang aman dan bisa menjamin kesehatan anak Indonesia," ujar Prof. Arman.

Selanjutnya, dirinya juga memberikan syarat atau rekomendasi yang harus dilakukan apabila PTM tetap dilaksanakan, yaitu:

  1. PTM bisa dimulai dengan uji coba pada anak yang sudah diimuniasi terlebih dahulu.
  2. Positivity rate (angka positivitas) di daerah yang akan melaksanakan PTM harus di bawah 8 persen.
  3. Seluruh guru, keluarga murid hingga pegawai harus dipastikan sudah melakukan imunisasi atau vaksinasi.
  4. Semua pihak khususnya pegawai sekolah wajib memastikan bahwa seluruh warga sekolah dan murid tetap menjalankan prokes. Salah satunya dengan tidak membuka masker dan makan di sekolah.
  5. PTM sebaiknya hanya berlangsung selama 2 sampai 3 jam saja. "Coba dulu (PTM) 2 sampai 3 jam," ujar Prof. Aman.
  6. Perjalanan anak harus dipastikan hanya dari rumah ke sekolah dan kembali lagi ke rumah tanpa berhenti di tempat lain.
  7. Seluruh fasilitas sekolah harus memiliki sirkulasi udara yang baik dan jumlah murid yang menggunakannya di saat yang sama wajib dibatasi.

Meski begitu titik permasalahannya adalah, ada banyak laporan bahwa PTM dilaksanakan dengan tidak memperhatikan syarat tersebut, misalnya positivity rate yang belum di bawah 8 persen dan siswa-siswa yang membuka masker serta makan di sekolah.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top