Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I Pemimpin Sipil Myanmar Tersingkir Hadapi 6 Dakwaan

Suu Kyi akan Hadiri Sidang

Foto : AFP

Tuntut Pembebasan Suu Kyi l Para demonstran saat menggelar aksi duduk di jalanan Kota Yangon untuk menuntut dibebaskannya pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, pada 12 Maret lalu. Sejak terjadi kudeta pada 1 Februari lalu hingga saat ini, Suu Kyi masih menjalani tahanan rumah.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Seorang hakim mengatakan akan menghadirkan pemimpin Myanmar tersingkir, Aung San Suu Kyi, untuk pertama kalinya dalam persidangan di pengadilan pada 24 Mei mendatang. Informasi ini disampaikan pengacara Suu Kyi pada Senin (10/5) setelah persidangan tertunda selama beberapa pekan.

Sejak ditahan pada 1 Februari lalu saat militer melakukan kudeta, Suu Kyi, 75 tahun, tak pernah terlihat di hadapan publik. Sejak ditahan, peraih anugerah Nobel Perdamaian 1991 itu telah dikenai sebanyak sejumlah dakwaan dan pengacaranya pun kesulitan untuk bertemu langsung dengan kliennya.

Dalam persidangan awal di pengadilan Naypyidaw sebelumnya, Suu Kyi hanya bisa mengikutinya lewat video konferensi karena ia sedang menjalani tahanan rumah dan proses itu telah membuatnya geram.

Pada sidang terakhir yang digelar pada Senin, seorang hakim yang mengadili kasusnya telah meminta agar terdakwa dihadirkan dalam ruang pengadilan khusus dekat kediamannya.

"Dia (Suu Kyi) akan hadir langsung di pengadilan pada 24 Mei," kata pengacara Khin Maung Zaw.

Suu Kyi ditahan dan pengadilan mendakwanya atas 6 kasus antara lain karena melanggar aturan pembatasan Covid-19 saat menggelar kampanye pemilu tahun lalu dan memiliki alat komunikasi ilegal. Namun dakwaan paling serius yang dikenakan pada Suu Kyi yaitu pelanggaran pembocoran rahasia negara.

Selain itu junta juga menuding Suu Kyi telah melakukan tindak pidana korupsi serta suap berupa karena telah menerima batangan emas dan uang tunai.

Junta menegaskan penahanan Suu Kyi dan kudeta dilakukan demi membela demokrasi setelah menuding terjadinya kecurangan dalam pemilu yang dimenangkan secara telak oleh partai Suu Kyi, National League for Democracy.

Sejak terjadi kudeta, rakyat yang marah terus turun ke jalan dan membangkang pada perintah junta sambil menyuarakan tuntutan agar demokrasi dipulihkan dan pemimpin mereka, Aung San Suu Kyi, dibebaskan. Akibat pembangkangan terhadap junta, telah mengakibatkan sekitar 780 warga sipil tewas karena militer telah mengarahkan senjata mereka untuk meredam dan menumpas pembangkangan.

Dukungan Petarung

Terkait pembangkangan terhadap junta, pada Senin seorang bintang juara petarung seni bela diri ajang MMA bernama Aung La N Sang alias Burmese Python telah menyatakan dukungannya terhadap aksi peledakan bom di sebuah sasana di Yangon pekan lalu dimana junta menuding seorang petarung MMA bernama Phoe Thaw yang turut terluka dalam insiden itu sebagai salah satu pelaku peledakan bom.

Aksi ledakan bom kerap terjadi di Myanmar dan pihak junta menuding ledakan bom itu dilakukan oleh pihak penghasut.

Dalam keterangannya, Aung La N Sang menyatakan bahwa ia kenal dengan rekannya yang bernama Phoe Thaw dan meminta pada warga Myanmar agar tak terpancing untuk menyebarkan kabar bohong dan menebar kebencian.

"Pertarungan di ring tinju tak sedahsyat dengan apa yang dialami rakyat Myanmar saat ini, Tetap kuat dan bersatu," tulis Aung La N Sang di media sosial Instagram.

Selain Phoe Thaw, junta juga sebelumnya telah mengincar dan menahan sejumlah selebritas dan influencer karena telah menyebarkan berita yang menyudutkan militer. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top