Senin, 04 Nov 2024, 14:06 WIB

Susu Berperan Penting Atasi Tiga Beban Malnutrisi

Foto ilustrasi susu segar. Tiga beban malnutrisi yaitu gizi buruk (wasting dan stunting), kelebihan berat badan, dan kekurangan gizi mikro, menjadi kendala dalam pemberantasan gizi buruk. Konsumsi susu diharapkan dapat mengatasi hal tersebut.

Foto: istimewa

JAKARTA- Masa-masa awal kehidupan sangat penting bagi perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang cukup telah menjadi salah satu perhatian utama pemerintah, dengan prioritas penanggulangan stunting dan peningkatan status gizi anak.

Hal ini terwujud sebagai prioritas pemerintah dengan disusunnya Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024 1 dan meningkatkan status gizi anak dan perempuan di seluruh Indonesia.

Namun demikian, penurunan angka stunting masih belum sesuai harapan. Program tersebut dinilai belum mengatasi tiga beban malnutrisi yaitu gizi buruk (wasting dan stunting), kelebihan berat badan, dan kekurangan gizi mikro.

Temuan Studi South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) di Indonesia yang melibatkan 3.000 anak di 21 kabupaten/kota di 15 provinsi menyatakan mendapati prevalensi stunting di perkotaan mencapai 20,6 persen. Sedangkan di pedesaan mencapai 33,6 persen.

Dr. Purwiyatno Hariyadi, Ahli Teknologi Pangan IPB, mengatakan susu sangat penting dalam pemenuhan gizi. Hal ini menjadi peluang besar bagi perusahaan susu untuk berkontribusi pada pemecahan masalah gizi yang dihadapi Indonesia.

 “Industri susu memiliki peranan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia dan perannya sangat strategis dalam pembangunan gizi bangsa dan ikut serta membangun daya saing sumber daya manusia Indonesia melalui gizi,” katanya melalui siaran pers Jumat (1/11).

Melalui penerapan teknologi produksi yang modern dan terkendali secara optimal, industri susu tidak hanya mampu menjamin keamanan pangan produk susu, tetapi juga menawarkan berbagai pilihan produk susu dengan nilai gizi dan mutu yang lebih beragam.

“Dengan demikian, masyarakat memiliki akses yang lebih luas terhadap produk susu sesuai dengan kebutuhan gizi mereka. Upaya ini sejalan dengan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui gizi yang optimal,” kata Prof. Purwiyatno.

Ketua DPP PERSAGI Bidang Ilmiah, dan juga Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II, Dr. Marudut Sitompul, MPS, mengatakan masyarakat dapat berpartisipasi aktif membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemenuhan zat gizi yang berkualitas. Salah satu jenis pangan yang penting dalam meningkatkan kesehatan adalah  susu.

“Masyarakat perlu memahami pentingnya berbagai zat gizi yang terdapat di dalam susu yang diperlukan di setiap tahap kehidupan. Susu merupakan bagian dari berbagai jenis pangan yang terdapat di dalam pedoman gizi seimbang yang disusun oleh pemerintah (Permenkes Nomor 41 tahun 2014) untuk dapat meningkatkan status gizi anak, perempuan, dan keluarga secara keseluruhan,” katanya.

Berdasarkan Best Practices di beberapa negara, susu juga mempunyai manfaat yang besar dalam membantu pemerintah menekan tiga beban masalah gizi tersebut. Hal ini termasuk di dalamnya stunting, pada masa pertumbuhan anak.

“Pada usia dewasa hingga usia lanjut dapat mengurangi/menekan masalah osteoporosis/kekeroposan tulang dimana prevalensinya semakin meningkatkan seiring waktu. Dengan meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat akan membentuk pondasi bangsa yang kuat untuk menang,” terangnya.

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia (FF), Andrew F. Saputro menerangkan, pihaknya menegaskan komitmennya untuk membangun kekuatan bangsa untuk menang dengan berkontribusi dalam penanggulangan masalah gizi di Indonesia, seperti stunting dan kekurangan mikronutrien. Dengan diresmikannya pabrik baru di Cikarang yang akan memproduksi 700 juta hingga 1 miliar kilogram produk susu per tahun semakin menegaskan komitmen tersebut.

“Kapasitas produksi di pabrik baru yang lebih besar memungkinkan FFI memberikan akses ke lebih banyak konsumen di setiap tahap kehidupan mereka. Hal ini juga memperkuat keinginan FFI untuk lebih berperan dalam menyediakan gizi terpercaya bagi keluarga Indonesia,” katanya.

Penjelasan Andrew sejalan dengan visi Nourishing Indonesia to Progress dan misi membangun Indonesia yang sehat, sejahtera, dan selaras dari perusahaan. FFI juga terus berbagi pengetahuan tentang kebaikan dan nutrisi susu dengan menghadirkan para pakar gizi dan industri susu.

Ia menambahkan, pabrik FFI di Cikarang dibangun dengan fasilitas unggulan dan teknologi ramah lingkungan yang menerapkan standar produksi susu dunia. Penggunaan Biomass Boiler untuk menghasilkan tenaga uap, pengelolaan air dalam lingkungan pabrik melalui fasilitas Waste Water Recycling, pallet ramah lingkungan, serta menggunakan sistem atap Solar Panel untuk memanfaatkan sinar matahari menjadi perhatian utama FFI untuk mewujudkan praktik bisnis berkelanjutan.

Pabrik Cikarang menargetkan produksi hingga 1 miliar kilogram produk susu setiap tahunnya. Pembangunan pabrik baru ini menelan investasi 3,8 triliun rupiah dan akan meningkatkan penyerapan pasokan susu segar dalam negeri dari belasan ribu peternak sapi perah rakyat di Indonesia yang berarti turut berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan peternak.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan: