Survei: Hanya Separuh dari Anak Muda Jepang yang Ingin Punya Anak

TOKYO - Survei yang dilakukan terhadap usia akhir remaja di seluruh Jepang menemukan hampir separuh dari responden yang berpikir akan memiliki anak. Hasil survei itu juga mengindikasikan banyak responden khawatir mengenai uang dan pekerjaan ketika mulai membentuk keluarga.

Nippon Foundation melakukan survei daring pada Desember yang melibatkan 1.000 orang dengan usia 17-19 tahun. Sebanyak 59 persen responden menjawab mereka ingin memiliki anak.

Namun, dalam pertanyaan "Apakah mereka akan memiliki anak?" sebanyak 46 persen mengatakan "ya" dan 23 persen menjawab "tidak".

"Responden yang menjawab bahwa mereka berpikir untuk memiliki anak juga ditanya mengenai hambatan yang mungkin akan mereka hadapi ketika mulai berkeluarga. Dalam jawaban pilihan ganda itu sebanyak 69 persen memilih beban finansial dan 54 persen menjawab kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dan membesarkan anak," lapor kantor berita NHK, Senin (13/2).

Survei itu menanyakan kepada semua responden untuk memilih tiga langkah yang menurut mereka harus diterapkan oleh pemerintah guna mengatasi rendahnya tingkat kelahiran.

Sebanyak 39 persen atau yang terbanyak dari mereka memilih menggratiskan biaya sekolah, disusul dengan memperluas manfaat dan subsidi bagi rumah tangga yang membesarkan anak.

Lebih dari 20 persen memilih mendorong penggunaan cuti merawat anak, serta memperbaiki dan menambah jumlah pusat penitipan anak.

Nippon Foundation menyebutkan hasil survei itu harus dianggap serius karena mengindikasikan banyak kalangan muda khawatir dengan masalah finansial dan pekerjaan ketika memiliki anak.

Organisasi itu juga menambahkan adanya kebutuhan untuk menyediakan berbagai dukungan untuk menangani kekhawatiran yang meluas di kalangan muda. NHK/I-1