Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Program Pertanian

Surplus Beras 2,8 Juta Ton, Kementan Berhasil Tingkatkan Produksi Beras

Muhamad Karim

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Koodirnator Bidang Perekonomi, Darmin Nasution, menyebutkan berdasarkan perhitungan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan Motode Kerangka Sampling Area (KSA), produksi beras tahun 2018 surplus sebesar 2,8 juta ton. Surplus ini diperoleh dari produksi beras tahun 2018 sebesar 32,4 juta ton dikurangi konsumsi 29,6 juta ton.

Tentang hal ini, pengamat politik pertanian Universitas Trilogi, Muhamad Karim, menilai hasil perhitungan BPS melalui Metode KSA menunjukkan program pemerintahan Jokowi-JK, yakni Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil meningkatkan produksi beras. Capaian ini patut diapresiasi karena mampu menciptakan surplus di tengah situasi yang tidak mendukung.

"Dari Metode KSA itu kan menghitung produksi beras di tahun 2018 mencapai 32,4 juta ton, sementara konsumsinya 29,6 juta ton. Ini kan berarti produksi dikurangi konsumsi sudah surplus. Surplus ini artinya berlebih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, diperkuat dengan data stok beras di Bulog saat ini sebesar 2,4 juta ton," kata Karim di Jakarta, Selasa (23/10).

Pria jebolan IPB ini mengatakan, hasil perhitungan Metode KSA juga memberikan catatan penting terhadap kemajuan sektor pertanian saat ini. Capaian surplus ini berkat program khusus era Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yakni surplus di tengah bertambahnya jumlah penduduk 2014-2018 sebesar 12,85 juta jiwa yang membutuhkan tambahan konsumsi beras 1,7 juta ton.

"Ini kan menjadi prestasi tersendiri. Bahkan, pada 2018 surplusnya 2,8 juta ton. Program upaya khusus Menteri Andi Amran Sulaiman membuahkan hasil nyata, mampu menyediakan beras," ucap Karim.

Adapun program upaya khusus Kementan untuk mendongkrak produksi beras antara lain rehabilitasi irigasi 3,58 juta hektar, mekanisasi 423 ribu alat mesin, asuransi usahatani 2,73 juta hektar, membuka lahan rawa di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, benih dan pupuk gratis dan didukung gerakan lapang melibatkan Tim Terpadu di pusat dan daerah.

"Selain meningkatkan produksi pangan, kinerja program Mentan Amran juga tercermin dari berbagai data makro pertanian, seperti besarnya PDB pertanian, penurunan kemiskinan di desa, pengendalian inflasi, ekspor maupun investasi selama empat tahun terakhir," ungkap Karim.

BPS menyebutkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian tahun 2017 sebesar 1.344 triliun rupiah, naik 350 triliun rupiah dibandingkan 2013 sebesar 995 triliun rupiah. Juga kemiskinan penduduk di desa Maret 2018 sebesar 15,81 juta jiwa, turun 10,88 persen dibandingkan Maret 2013 sebesar 17,74 juta jiwa dan mampu mengendalikan inflasi bahan makanan 2017 sebesar 1,26 persen turun 88,9 persen dibandingkan 2013 sebesar 11,35 persen.

BPS pun menunjukkan ekspor pertanian 2017 sebesar 441 triliun rupiah, naik 24,47 persen dibandingkan 2016 sebesar 387 triliun rupiah.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution pada kegiatan pemaparan Empat Tahun Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK, Selasa (23/10), mengungkapkan indeks ketahanan pangan Indonesia di tahun 2018 mengalami lompatan. Berdasarkan Global Food Security Indes (GFSI) 2018, peringkat ketahanan pangan Indonesia membaik yakni dari 72 di tahun 2014 menjadi 65 di tahun 2018 dari 113 negara.

"Indeks ketahanan pangan ini meliputi keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamaan serta ketahanan dan sumber daya alam," sebutnya.

ikn

Komentar

Komentar
()

Top