Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesejahteraan Masyarakat I Petani Justru Tidak Menikmati Kenaikan Harga Pangan

Sulit Atasi Kemiskinan jika Disparitas Pendapatan Masih Lebar

Foto : ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

KENAIKAN HARGA BERAS BERDAMPAK BESAR I Pedagang warteg menyiapkan nasi untuk calon pembeli di Jakarta, Kamis (22/2). Sejumlah pengusaha warteg mengatakan kenaikan harga beras yang menyentuh harga rata-rata 700.000 rupiah per karung, berdampak cukup besar terhadap keuntungan, sehingga harus mengurangi jumlah porsi nasi untuk pembeli, karena untuk menaikan harga penjualan akan berdampak berkurangnya calon pembeli.

A   A   A   Pengaturan Font

"Apalagi pangan, khususnya beras, yang menekan daya beli orang miskin," tegasnya

Faktor kedua, papar Bhima, adalah menurunnya harga komoditas perkebunan yang tentu akan berpengaruh pada penurunan angka kemiskinan terutama di luar Pulau Jawa," kata Bhima.

Ketiga, anggaran untuk program pengentasan kemiskinan sempat meningkat terutama bansos, lalu anggaran bantuan pangan, bansos beras, tetapi problemnya ini lebih berkaitan dengan siklus anggaran di tahun pemilu atau politik, sementara ketika bansosnya sudah mulai dikonsumsi, maka mereka kembali menjadi orang miskin. "Jadi bansos itu hanya temporer saja," tegasnya.

Untuk keluar dari kemiskinan memerlukan lapangan kerja, sementara persaingan juga ketat dan persediaan semakin terbatas dan yang terbuka ialah lapangan kerja di sektor informal yang porsinya lebih 50 persen dari total angkatan kerja. Itu yang membuat sulit bagi orang miskin meskipun sudah bekerja akan meningkat pendapatannya dan memenuhi kebutuhan hidupnya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top