Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sukarelawan yang Singkirkan Karier demi Anak Terlantar di Thailand

Foto : Radion International /Channel News Asia

Bantu Anak Terla ntar l Sukarelawan asal Singapura, Daryl Tay (kiri), bersama anak-anak asuhnya yang berasal dari Desa Khek Noi, Thailand. Daryl bersama LSM Radion Internasional membantu anak-anak ini agar bisa meraih masa depan dengan memberikan mereka makan dan pendidikan setiap harinya.

A   A   A   Pengaturan Font

Selayaknya anak muda dari Singapura, Daryl Tay, juga memiliki impian untuk cepat kaya, menikah dan berumah tangga, dan pada akhirnya menikmati masa pensiun. Namun semua impian itu buyar saat ia berkunjung ke sebuah pedesaan miskin di pelosok Thailand dimana ia menyaksikan kematian yang terjadi tiap hari dan semua hal itu telah mengubah pandangan Daryl.

Desa miskin yang dikunjungi Daryl adalah Khek Noi yang berada di bagian paling utara Thailand yang jadi wilayah transit segitiga emas perdagangan narkoba dan kondisi ini amat mematikan bagi para anak-anak di sana. Saat itu Daryl masih duduk di bangku kuliah dan menjadi petugas sukarelawan di Khek Noi.

Saat menjalankan tugasnya sebagai sukarelawan, Daryl sempat menemui seorang anak terlantar berusia sekitar 15 tahun yang mabuk akibat menghirup lem di pinggiran jalan. Rasa ingin tahunya membuat Daryl bertanya pada anak terlantar itu mengapa ia harus menghirup lem, dan jawaban anak itu mebuat Daryl tercenggang.

"Anak itu mengatakan 'Jika kau hanya punya uang 20 baht, apakah akan dipergunakan untuk membeli semangkuk penuh mie yang hanya akan membuat kenyang perut beberapa jam saja, atau kau akan membeli sekaleng lem yang akan membuat perut kita kenyang seharian penuh?'," kata Daryl.

Jawaban anak itu selain membuat Daryl terkejut, juga terus mengiang-ngiang di batinnya. Daryl pun menyimpulkan bahwa kemiskinan tak jadi disalahkan atas kondisi itu. "Yang saya percayai saat ini setelah mendengarkan perkataan anak itu yaitu kita tak boleh menyalahkan apapun karena anak ini dilahirkan di dunia mereka yang tak menghargai kesetaraan," kata Daryl.

Sejak pertemuan dengan anak terlantar itu, Daryl bertekad untuk mengabdikan dirinya agar tercipta sebuah dunia yang menghargai kesetaraan bagi setiap orang, tak terkecuali bagi anak-anak terlantar.

Setelah menuntaskan kuliah dan meraih gelar sarjana ekonomi di Singapore Management University, Daryl memutuskan untuk bergabung dengan lembaga sukarelawan bidang pembangunan dan bantuan bernama Radion Internasional, lembaga yang sebelumnya menugaskannya ke Khek Noi, sebagai staf tetap.

Radion Internasional yang bermarkas di Singapura, sudah 11 tahun melakukan tugas di Khek Noi untuk misi menampung dan membantu anak-anak terlantar akibat perdagangan narkoba serta kekerasan dalam keluarga.

Keputusan Daryl untuk mengabdikan diri di Radion International telah membuat berang kedua orang tuanya. Namun mereka membiarkan Daryl karena anggapan kerja sukarela anaknya tak akan bertahan lama.

Setelah 4 tahun berjalan, ternyata Daryl tak juga menunjukkan akan meninggalkan kerja sukarelanya, dan hal ini membuat ayahnya amarah.

Kerja Sosial

Adapun tanggung jawab Daryl di Radion International saat ini sebagai pengelola bantuan, kerja sama dan pemulihan anak terlantar dengan rentang usia 6 hingga 12 tahun. Lembaga tempat Daryl bernaung bertanggung jawab atas pemberian jatah makanan, pendidikan dan ruang lingkup yang aman bagi anak-anak binaannya. Saat ini anak-anak yang dibina Radion International telah berjumlah 40 dengan rentang usia 6 hingga 17 tahun.

Saat ditanya mengapa Daryl betah dengan kerja sukarelanya, ia menyatakan pengalaman hidup yang amat berharga telah membulatkan tekadnya untuk melakukan kerja sosial. "Di desa ini saya lebih banyak menghadiri pemakaman dibandingkan pesta ulang tahun. Angka kejahatan di sini amat tinggi dan kita bisa melihat kematian setiap harinya," ungkap dia.

Adapun angka kematian anak terlantar yang merupakan tertinggi dan kematian mereka dikarenakan kedua orang tua mereka yang amat miskin harus kerja di persawahan sehingga pengawasan terhadap anak diabaikan. Karena kemiskinan itu, para orang tua pun mau tak mau melakukan mata pencaharian haram dengan masuk dalam jaringan sindikat narkoba. Kemiskinan tak membuka peluang lebar bagi anak-anak mereka meraih masa depan yang cerah dengan memberi bekal mereka pendidikan karena untuk mendapatkan semangkuk nasi saja sudah amat sulit bagi mereka.

Untuk memutus rantai kemiskinan itu, Radion International memutuskan untuk memberikan bantuan makanan pada anak-anak terlantar di Khek Noi.

Channel News Asia/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top