Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kaji Kebijakan Moneter, Independensi Bank Sentral, dan Pengendalian Inflasi: Mainstream Monetary Theory Vs Modern Monetary Theory

Sugiharso Safuan Dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Indonesia

Foto : Istimewa

Guru Besar Tetap Universitas Indonesia, Sugiharso Safuan.

A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Universitas Indonesia pada Rabu (23/11) mengukuhkan Sugiharso Safuan, Dosen Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sebagai Guru Besar Tetap Universitas Indonesia. Pengukuhan ini dilaksanakan di Balai Sidang UI, Depok dan disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui Surat Keputusan resmi menetapkan Sugiharso Safuan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Moneter dan Keuangan Internasional Universitas Indonesia, pada 1 Agustus 2023. Pada pengukuhannya, ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa dalam kehidupan dan kariernya sehingga ia dapat memperoleh jabatan akademik tertingginya.

Upacara pengukuhan Sugiharso digelar bersamaan dengan Guru Besar Tetap UI lainnya, yakni Benedictus Raksaka Mahi (Departemen Ilmu Ekonomi) dan (Departemen Manajemen).

Sugiharso dalam orasi ilmiahnya memaparkan, "Kebijakan Moneter, Independensi Bank Sentral, dan Pengendalian Inflasi: Mainstream Monetary Theory Vs Modern Monetary Theory". Ia mengangkat topik ini karena selama kurang lebih seabad terakhir, perkembangan ilmu ekonomi telah memberikan kontribusi signifikan dalam proses pengambilan kebijakan pembangunan, termasuk kebijakan moneter dan fiskal.

Dalam pidato pengukuhannya, Sugiharso mengulas kembali berbagai teori yang muncul saat krisis besar pada 1929. Saat itu, John Maynard Keynes meyakini krisis disebabkan oleh kurangnya permintaan agregat. Berbeda, Milton Friedman menganggap bahwa krisis besar disebabkan oleh kebijakan moneter yang salah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top