Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sudah Teruji untuk Pesawat Airbus

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Beberapa metode untuk mengubah rumput laut menjadi biofuel telah dieksplorasi, termasuk proses yang disebut pencairan hidrotermal. Ini melibatkan ekstraksi yang berlaku pada minyak mentah berbahan nabati (biocrude) dengan memecah biomassa kaya karbohidrat padat menjadi komponen cair dalam air bertekanan panas.
Setelah biocrude diekstraksi, dapat diproses menggunakan teknologi kilang yang ada lalu dimasukkan ke saluran distribusi tradisional. Hasil produk biofuel dari rumput laut memiliki kepadatan energi yang cukup untuk menggantikan bahan bakar fosil telah menjadi tantangan bahan bakar jet standar memiliki kepadatan energi sekitar 43 Megajoule (MJ) per kg.
Salah satu pendiri dan chief engineer di perusahaan Marine BioEnergy yang berbasis di California Brian Wilcox menuturkan, industri telah mampu mengembangkan bahan bakar biojet yang dapat memberikan tingkat kinerja yang sama. Namun biaya bahan bakar nabati masih tetap menjadi kendala utama sehingga perlu cara produksi dari biomassa yang lebih murah berskala besar.
Beberapa bagian dari industri penerbangan sudah melihat nilai potensial dari biofuel berbasis alga. Airbus mendemonstrasikan bahwa mereka dapat menerbangkan pesawat menggunakan biofuel alga pada 2010 dan sekarang bekerja sama dengan para peneliti untuk menemukan cara baru untuk mengembangkannya.
Seorang profesor bioteknologi sintetik di AlgaeTec Center di Technische Universität München, Jerman, Thomas Brück, sedang mencoba menumbuhkan alga yang tumbuh subur di lingkungan garam tinggi untuk biofuel. Dia dan timnya, yang berkolaborasi dengan Airbus dalam proyek tersebut, telah mengidentifikasi mikroalga yang disebut Picochlorum renovo yang tumbuh sangat cepat dalam berbagai kondisi garam dan suhu.
Tetapi, Brück percaya bahwa mereka mungkin dapat meningkatkan toleransinya terhadap kondisi garam tinggi lebih lanjut dengan bantuan rekayasa genetika. Hal ini memungkinkan ganggang tumbuh di lingkungan yang tidak ramah. "Kita dapat menyediakan antara 40-50 persen bahan bakar penerbangan dalam tujuh tahun jika memulai dari sekarang," kata dia kepada BBC.
Agar berhasil menurut dia, negara Eropa, perlu berinvestasi dalam teknologi budidaya alga dan membangun setidaknya satu kilang untuk mewujudkan konsep tersebut. Ini, jelasnya, akan membuat bisnis terlihat kurang berisiko dan menarik sektor swasta yang akan menjadi kunci keberhasilannya.
Menurut Brück pesawat dengan hidrogen dan listrik kurang memungkinkan dalam membawa penumpang dalam jumlah besar seperti yang dibutuhkan oleh maskapai komersial besar. Selain penerbangan kedua sumber energy tidak mampu untuk peberbangan jarak jauh. hay


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top