Studi: Ekosistem Pesisir Penyerap Gas Rumah Kaca yang Baik
Hutan mangrove yang direstorasi di Koh Chang, Thailand penyerap gas pesisir terkuat ada di Asia Tenggara.
LISMORE - Penelitian terbaru yang dipublikasikan Senin (22/5) menunjukkan vegetasi pesisir dan muara secara kolektif merupakan penyerap gas rumah kaca untuk karbon dioksida yang baik. Namun, emisi metana dan dinitrogen oksida menetralkan sebagian serapan tersebut.
Dikutip dari Radio Free Asia, para peneliti internasional mengamati muara- sistem/delta pasang pasang surut, laguna, dan vegetasi pesisir di sekitarnya, termasuk hutan bakau, rawa asin, dan lamun bawah air.
"Ekosistem pesisir tersebut melepaskan atau menyerap karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Para peneliti menemukan efek bersih dari ekosistem ini dalam mengimbangi gas rumah kaca (GRK)," kata laporan yang diterbitkan di jurnal Nature Climate Change.
Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB, GRK utama yang dipancarkan oleh aktivitas manusia secara global pada tahun 2019 meliputi 75 persen CO2, 18 perseb CH4, dan 4 persen N2O.
"Memahami bagaimana dan di mana gas rumah kaca dilepaskan dan diserap di ekosistem pesisir merupakan langkah pertama yang penting untuk menerapkan strategi penanggulangan iklim yang efektif," kata ketua peneliti dari Southern Cross University di Australia, Judith Rosentreter.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya