Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Strategi Mengelola Penghasilan demi Masa Depan

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Jangan Biarkan Gaji Numpang Lewat

Penulis : John Afifi

Tebal :192 halaman

Penerbit : Laksana

Cetakan : 2017

ISBN : 978-602-407-168-4

Menjelang akhir tahun, adegan-adegan berbau kapitalistik terus digemborkan. Iklan-iklan tampil sangat impresif. Imbasnya, gaji bulanan yang menjadi tumpuan satu-satunya untuk memenuhi segala kebutuhan, bisa kedodoran. Gaji kerap kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup satu bulan berikutnya.

Buku ini mengupas tuntas manajemen gaji agar tidak hilang begitu saja. Harus disadari, manajemen keuangan sangatlah urgen. Ini mulai dari mengatur gaya hidup, disiplin diri, dan tidak boros. Akhir tahun, pusat-pusat perbelanjaan menawarkan banyak potongan harga yang bisa memancing semangat belanja.

Diskon yang dihembuskan membuat orang-orang tak kuasa menahan diri untuk belanja, meski barang belum tentu urgen. Menurut buku, banyak orang tidak bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Hidup mereka jadi boros karena tidak mempunyai prioritas dalam daftar anggaran belanja.

Padahal, ini sangat penting untuk menghemat dana, khususnya mereka yang bergaji pas-pasan. Selanjutnya, buku mendefinisikan kebutuhan sebagai harus dipenuhi. Sedangkan keinginan berarti hasrat memiliki. Dua kata tersebut berbeda sampai kapan pun (hal 71).

Buku ini menawarkan solusi alternatif untuk menghindari kebiasaan buruk dalam manajemen gaji, misalnya membuat catatan barang yang akan dibeli. Banyak orang menyepelekan ini, sehingga barang yang dibeli di luar rencana anggaran. Padahal barang itu kurang dibutuhkan.

Perlu membatasi uang dalam dompet. Hal ini sangat efektif untuk menahan diri dari rasa penasaran untuk berbelanja karena uang di dompet tidak cukup. Bawalah uang yang betul-betul hanya untuk kebutuhan yang telah direncanakan. Belanja di tempat lebih murah dan tak perlu harus bermerek. Maka, orang perlu menurunkan gaya hidup agar lebih hemat.

Yang tak kalah penting harus membiaakan menabung. Jangan pernah menunda untuk memiliki tabungan, misalnya menunggu punya uang banyak, baru menabung, atau menanti kenaikan gaji, baru semangat menabung. Menabunglah berapa pun nominalnya.

Yang penting ada uang tersimpan setiap bulan yang tidak boleh dibelanjakan. Komitmen diri sangat diperlukan dalam menabung. Kerapkali seseorang gagal menabung karena tidak berkomitmen.

Menabung memiliki beberapa manfaat, di antaranya cadangan saat kehilangan pekerjaan (PHK). Tabungan dapat dimanfaatkan saat tak punya pemasukan. Uang tabungan juga bisa untuk biaya liburan. Semua memerlukan refreshing.

Kecuali itu, orang juga perlu berinvestasi. Dana ini juga bisa diambil dari tabungan. Sebaiknya, tak usah menunggu kaya untuk berinvestasi. Warren Buffet adalah seorang triliuner Amerika Serikat yang sukses berkat rajin berinvestasi. Investasi ini bisa diwujudkan dalam bentuk usaha kecil-kecilan atau lewat deposito.

Dengan demikian uang bulanan yang rutin menjadi sumber pemasukan akan terselamatkan demi kepentingan masa depan. Setiap orang harus berinvestasi.

Diresensi Rofiqi Suhram, Lulusan Pascasarjana STIE Mahardhika Surabaya

Komentar

Komentar
()

Top