Status Gunung Karangetang Turun Jadi Waspada
Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, dari siaga (level III) menjadi waspada (level II).
Foto: ANTARA/PVMBGMANADO - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), dari siaga (level III) menjadi waspada (level II).
"Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Karangetang diturunkan dari level III (siaga) menjadi level II (waspada) terhitung sejak 26 April 2023 pukul 16:00 WITA dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahayanya," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto dalam rilis yang dibagikan Pos Gunung Api Karangetang dalam grup percakapan di Manado, Kamis (27/4).
Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava pada kawah utama maupun kawah utara, karakteristik erupsinya adalah erupsi efusif (leleran lava).
Sejak tanggal 8 Februari 2023, Gunung Karangetang mengalami erupsi, sehingga pada pukul 16:00 WIB tingkat aktivitasnya dinaikkan dari waspada ke siaga.
Erupsi terjadi dari kawah utama, mengeluarkan leleran lava mengarah ke barat daya dan selatan, mengarah ke kali Beha Barat, Kali Batang, Kali Timbelang, Kali Batuawang, dan Kali Kahetang dengan jarak luncur mencapai sekitar 2.000 meter.
Dari pengamatan visual, gunung dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut tersebut selama periode 1 hingga 25 April 2023 umumnya cuaca cerah hingga hujan, kadang tertutup kabut.
Pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi kolom asap maksimum mencapai 200 meter di atas puncak, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut.
"Erupsi efusif teramati hingga 1 April 2023, keadaan guguran sudah tidak tampak lagi, di malam hari pada puncak masih tampak adanya sinar api diam setinggi sekitar 10 meter. Kondisi kawah utara teramati pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava, sementara guguran tidak teramati," ujarnya.
Pada periode pengamatan Rabu (26/4) pukul 00:00-24:00 WITA terekam tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 4-15 milimeter dan lama gempa 18-21 detik, 10 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 4-12 milimeter, S-P tidak teramati dan lama gempa 7-25 detik.
Satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 10 milimeter, S-P 0.7 detik dan lama gempa enam detik, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 75 milimeter, S-P empat detik dan lama gempa 20 detik serta enam kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-40 milimeter, S-P 10-20 detik dan lama gempa 41-111 detik.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal