Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 30 Jun 2024, 15:14 WIB

Spanyol vs Georgia: Penampilan Sempurna La Roja Diuji Tim Kejutan

Ilustrasi Spanyol kontra Georgia.

Foto: antarafoto

COLOGNE - Georgia menjadi tim underdog yang berhasil membuat kejutan besar di Piala Eropa 2024. Penampilan mengejutkan Georgia tampaknya bakal menghadapi ujian berat karena harus menghadapi Spanyol yang tampil sempurna dan dua kali berhasil mengalahkan mereka dalam kualifikasi Piala 2024. Namun, segala kemungkinan bisa saja terjadi pada pertandingan 16 besar Piala Eropa 2024 di Stadion Cologne, Cologne, Jerman, Senin (1/7) dini hari pukul 02.00 WIB nanti.

La Roja sudah enam kali menang dalam tujuh pertemuan dengan Georgia, sedangkan The Crusader hanya sekali menang dalam laga persahabatan pada Juni 2015.

Dua dari enam kemenangan Spanyol itu dicetak tahun lalu dalam dua pertandingan kualifikasi Euro dengan skor 7-1 dan 3-1.

Dalam hal apa pun, Spanyol yang berperingkat 8 dalam ranking FIFA, berada di atas Georgia yang berperingkat 75 atau terendah di antara semua peserta Euro 2024.

Tapi keberhasilan tim asuhan Willy Sagnol dalam membungkam Portugal yang berperingkat 6 dan favorit juara Euro 2024, telah membuka mata Eropa bahwa Georgia bukan tim pelengkap.

Kendati mengikuti Euro 2024 dengan bekal minus setelah menduduki peringkat lima dari enam tim dalam grupnya dan dari jalur playoff Nations League, Georgia telah berubah dari sebuah tim yang digasak Spanyol total 10-2 dalam dua laga tahun silam.

Pelatih Spanyol Luis de la Fuente tak mau meremehkan Georgia, apalagi setelah mereka menjungkalkan Portugal berkat serangan balik dan pengelolaan situasi bola mati yang ciamik.

De la Fuente menilai Georgia sekarang bukan lagi Georgia yang dua kali mereka kalahkan tahun lalu. Dia menaruh respek kepada Georgia, dan meminta pemainnya tak meremehkan Georgia, serta menguatkan lagi kemampuan dalam menangkal serangan balik dari lawan.

Pelatih Georgia, Willy Sagnol, juga sudah melupakan kejadian dua tahun lalu dan siap menandingi lawannya yang lolos ke fase gugur setelah memenangkan tiga pertandingan fase grup.

Sagnol menyatakan timnya akan memasuki arena dengan kepercayaan diri tinggi, tapi tak mau terbebani apa pun sehingga akan bermain lepas karena bagi Georgia sudah merasa telah menjuarai Piala Eropa 2024 setelah target lolos fase grup terpenuhi.

Tak ada lawan yang lebih kuat dari pada tim yang memiliki kepercayaan diri tinggi, apalagi, meminjam kalimat Willy Sagnol, sepak bola bukan matematika dan bukan pula catur, karena ini juga juga permainan yang mengandalkan hati. Energi ekstra ini pula yang membuat Georgia menyulitkan Republik Ceko dan Portugal.

Spanyol memasuki lapangan Stadion Cologne dengan modal teramat besar karena menggenggam statistik menyeramkan. Mereka memasukkan lima gol tanpa kebobolan ketika Georgia kemasukan dan memasukkan empat gol.

Spanyol sungguh monster untuk Georgia. La Roga mengungguli The Crusaders dalam soal penguasaan bola, akurasi umpan, jelajah lapangan, penciptaan peluang dan frekuensi serangan.

Jika Georgia melancarkan 90 serangan dan membuat 27 peluang yang 8 di antaranya tepat sasaran, maka Spanyol meluncurkan 148 serangan dan menciptakan 48 peluang yang 16 di antaranya tepat sasaran.

Pasukan Willy Sagnol telah memikat hati para penggemar sepak bola di seluruh dunia, namun mereka tahu hadangan mereka semakin berat melawan tim yang sudah sering mengalahkannya dan memiliki catatan menyeramkan selama kualifikasi dan fase grup Euro 2024.

Tapi dalam kesempurnaan seperti dimiliki Spanyol selalu ada celah yang bisa dieksploitasi lawannya.

Salah satu celah itu adalah catatan Spanyol yang tak selalu bagus dalam pertandingan 16 besar turnamen utama sepak bola karena dua tahun lalu mereka terlempar dari Piala Dunia 2022 pada babak yang sama setelah kalah adu penalti melawan Maroko.

Itu bisa menjadi kenangan buruk yang sulit dihapus La Roja yang sebagian pemainnya mengalami langsung nestapa di Qatar itu.

Spanyol juga bakal menghadapi tim sama yang mengandalkan serangan balik seperti Maroko dua tahun lalu, yang bisa menyulitkan mereka.

Namun demikian penyerang-penyerang La Roja bakal bergerak bagai air bah yang menyapu benteng lawan. Cuma, mereka mungkin bisa kesulitan menembus kiper Giorgi Mamardashvili, yang sehari-hari membela Valencia di Liga Spanyol, yang selama Euro 2024 telah mementahkan 16 dari 17 peluang tepat sasaran lawan-lawan Georgia.

Mamardashvili akan menjadi orang tersibuk dalam pertandingan Spanyol melawan Georgia.

Masih dalam formasi 4-3-3, Luis de la Fuente pasti menurunkan susunan sebelas pemain pertama yang lebih kuat ketimbang skuad yang menghadapi Albania ketika dia mengistirahatkan sejumlah pemain kunci.

Dia juga sudah bisa memainkan kembali gelandang Manchester City Rodri yang selesai menjalani larangan bermain karena akumulasi kartu. Rodri akan kembali berdiri paralel di poros lapangan bersama Fabrian Ruiz dan Pedri.

Triumvirat ini menjadi mesin permainan La Roja yang aktif menopang dan membantu trisula serangan Nico Williams, Alvaro Morata, dan Lamine Yamal, kendati Dani Olmo dan Ferran Torres sama-sama memiliki kapasitas menjadi starter.

Tapi mungkin Spanyol tak bisa menggelarkan bek tengah Nacho sehingga Aymeric Laporte diturunkan sebagai pendamping Robin le Normand di jantung pertahanan guna melindungi kiper Unai Simon. Marc Cucurella dan Dani Carbajal mengapit mereka di kedua sisi pertahanan dan sekaligus merancang serangan dari sayap.

Di kubu Georgia, Willy Sagnol belum bisa memasang Anzor Mekvabishvili, sehingga lapangan tengah tetap diisi trio gelandang Giorgi Kochorashvili, Otar Kiteishvili, dan Giorgi Chakvetadze.

Solomon Kvirkvelia bisa kembali mendampingi dua bek tengah lain, Lasha Dvali dan Guram Kashia, guna melindungi stoper Giorgi Mamardashvili yang menggagalkan banyak peluang lawan.

Kedua sisi pertahanan akan dijaga oleh duet bek sayap, Luka Lochoshvili dan Otar Kakabadze, guna menyempurnakan formasi 5-3-2 yang dirangkul Sagnol.

Sedangkan Khvicha Kvaratskhelia dan Georges Mikautadze menjadi ujung tombak kembar Georgia, yang siap menusuk tajam Spanyol begitu Georgia mendapatkan kesempatan melancarkan serangan balik.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.