Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Solusi Pastoral untuk Masalah Perceraian

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Kawin-Cerai-Kawin Lagi

Penulis : Dr Ardus Jehaut Pr

Penerbit : Obor

Cetakan : Juli 2018

Tebal : 116 halaman

ISBN : 978-979- 565-823-8

Problematika seputar perkawinan menjadi tema aktual yang hangat diperbincangkan belakangan. Hal ini dapat dipahami mengingat fakta problematik tersebut membawa krisis tertentu pada institusi perkawinan dan menjadi tantangan pastoral. Apa yang harus dilakukan Gereja untuk membantu umat yang berada dalam situasi seperti ini?

Pertanyaan reflektif di sini tidak hanya mengusik pikiran para teolog dan ahli hukum Gereja, tapi juga sempat memancing perdebatan seru beberapa Kardinal menjelang Sinode Luar Biasa para Uskup tahun 2014 dan memanasi ruangan pertemuan para Uskup sedunia dalam Sinode 2015 (hlm vii).

Gereja tidak dapat menjadi penonton yang sopan dari pinggiran, melainkan harus memperlihatkan belas kasih keibuannya dengan jalan mencari dan menemukan, menghibur dan merawat, serta mendengar dan menguatkan. Hal ini harus diterjemahkan dalam aksi pastoral yang nyata, bukan sebatas retorika kosong.

Latar belakang situasi dan kondisi umat sangat beragam dan kompleks. Ada yang terpaksa menjalani hidup dalam ikatan baru karena berbagai pertimbangan. Ada pula yang berjuang keras mempertahankan perkawinannya, meski gagal. Kemudian dalam perjalanan waktu mengikat diri dalam hubungan baru, di sisi lain tetap memiliki kerinduan untuk berpartisipasi dalam kehidupan menggereja.

"Dalam terang doktrin dan disiplin Gereja, para gembala umat memberikan solusi pastoral yang tepat dan terarah demi kebaikan pribadi bersangkutan, maupun kebaikan umat beriman secara keseluruhan," tulis Ardus Jehaut, penulis buku ini (hlm 60).

Pendampingan pastoral umat yang kawin-cerai-kawin lagi merupakan perwujudan belas kasih Gereja. Mereka yang berada dalam situasi perkawinan iregular ini adalah anak-anak Gereja yang sah. Mereka membutuhkan sentuhan-sentuhan manusiawi di tengah realitas faktual problematik keseharian. Apa sesungguhnya yang mereka butuhkan dari Gereja?

"Yang mereka butuhkan dari Gereja bukan sebuah 'sertifikasi pemberesan situasi' atau pencabutan larangan untuk menerima komuni, tapi Gereja lewat pendampingan yang tulus tanpa diskriminasi membantu menyadarkan bahwa mereka tetap dicintai dan didampingi. Ini penting dalam upaya memahami secara jelas situasi yang mereka hadapi saat ini dengan berbagai konsekuensinya," kata Ardus Jehaut (hlm 104).

Dengan bimbingan gembala umat, mereka dapat menjalankan hidup dengan tenang. Ketika Gereja menjalankan semua ini, maka sesungguhnya sedang membentangkan sayap-sayap belas kasih Allah itu sendiri. Itu berarti, sebagai seorang ibu yang senantiasa mengharapkan terbaik bagi anak-anaknya, Gereja lewat praktis pastoral harus memperlihatkan ketegasan sikap.

Dia mengingatkan bahwa situasi yang sedang dihidupi saat ini bertentangan secara objektif dengan prinsip doktrinal dan disiplin Gereja. Karena itu, mereka harus dipanggil untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.

Tugas gereja menjaga dan mewartakan amanah agung Yesus sendiri bahwa perceraian merupakan perbuatan tercela sebagai termaktub dalam Mat 19:4. Kebenaran ini harus disampaikan. Sebab, Yesus sendiri, saat berhadapan dengan kebenaran, tidak mengenal kompromi atau tunduk pada hegemoni opini publik (hlm 105).

Dalam semangat semper reformada, para gembala umat dipanggil untuk melihat kembali keseluruhan praksis pendampingan umat yang kawin-cerai-kawin lagi. Yang pasti, mereka bukanlah orang najis yang harus dijauhi. Mereka anak-anak Allah, anggota Gereja yang barangkali selama ini menjauhkan diri atau merasa dikucilkan dari komunitas umat beriman.

Buku ini merupakan sebuah upaya menggarisbawahi kembali berbagai prinsip dasar dan kebijakan yuridis pastoral yang diambil Gereja menyangkut umat dalam kondisi tersebut.Diresensi Muhammad Aminulloh, Alumnus STAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo

Komentar

Komentar
()

Top