Soft Launching PRAKSIS: Membangun Demokrasi yang Memajukan Kebaikan Bersama
Foto: Dok. PRAKSISJAKARTA – Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus (PRAKSIS) resmi memperkenalkan diri kepada publik melalui acara soft launching pada Selasa (10/12/2024) di Jakarta. Dalam kesempatan ini, PRAKSIS meluncurkan penelitian bertajuk "Mencari Demokrasi yang Memajukan Kebaikan Bersama", yang menyoroti tantangan dan peluang demokrasi Indonesia selama dekade 2014-2024.
Lembaga yang didirikan oleh Serikat Jesus Indonesia ini hadir dengan fokus pada riset interdisipliner dan advokasi di bidang hak asasi manusia, demokrasi, keadilan sosial, dan rekonsiliasi sosial. “PRAKSIS adalah ruang untuk bersama-sama membangun visi hidup yang inklusif, adil, dan demokratis,” ujar Romo Benedictus Hari Juliawan, SJ, dalam pidato penutupnya.
Mengupas Tantangan Demokrasi Indonesia
Penelitian yang dipresentasikan dalam acara ini mengungkap bahwa demokrasi Indonesia masih merupakan proyek yang belum selesai. Menurut Romo Baskara T. Wardaya, SJ, Direktur Riset dan Advokasi PRAKSIS, demokrasi Indonesia menghadapi dua tantangan besar: de-demokratisasi dan penyusutan kelas menengah.
“Partisipasi aktif warga semakin sempit, sementara hak pekerja dan daya beli kelas menengah melemah. Ketimpangan sosial-ekonomi juga makin tajam,” jelas Romo Baskara. Penelitian ini juga mencatat bahwa model demokrasi saat ini terlalu lemah dalam menghubungkan negara dan warga, sehingga menghambat perkembangan demokrasi yang lebih inklusif.
Yanuar Nugroho, Research Associate PRAKSIS, menambahkan bahwa evolusi demokrasi di Indonesia ditandai oleh dominasi elite, baik dalam ekonomi maupun politik. “Kebijakan yang berorientasi jangka pendek semakin membuat warga tidak berdaya,” tegasnya.
Panggilan untuk Demokrasi yang Berkeadilan
Dengan merujuk pada Ajaran Sosial Gereja (ASG), penelitian ini memaknai kondisi tersebut sebagai panggilan untuk mencari model demokrasi yang memajukan kebaikan bersama. “Demokrasi harus mampu melibatkan mereka yang rentan dalam proses pengambilan keputusan,” kata Romo Baskara.
Keynote Speech oleh Alissa Wahid, Direktur Jaringan Gusdurian, memperkuat pesan ini. Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali kepercayaan publik terhadap demokrasi sebagai jalan hidup dan kesadaran bermasyarakat. “Tugas kita adalah menciptakan kembali ruang kepercayaan untuk penataan hidup bersama,” ujar Alissa.
Tentang PRAKSIS
Sebagai lembaga riset dan advokasi, PRAKSIS tidak hanya melakukan penelitian tetapi juga aktif mendampingi korban ketidakadilan dan kelompok yang tersisih secara sosial, ekonomi, dan politik. Dengan pendekatan berbasis data dan refleksi etis, PRAKSIS berkomitmen untuk menjembatani kebutuhan akademik dan advokasi demi mendorong demokrasi yang lebih adil.
Soft launching ini menjadi langkah awal PRAKSIS dalam mengajak masyarakat, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama memperjuangkan demokrasi yang lebih bermakna bagi semua lapisan masyarakat.
Berita Trending
- 1 Daftar Nama Jemaah Haji Khusus Akan Transparan
- 2 Perlu Dihemat, Anggaran Makan ASN Terlalu Besar Rp700 Miliar
- 3 Kota-kota di Asia Tenggara Termasuk yang Paling Tercemar di Dunia
- 4 Pertamina Tegaskan Komitmen Terhadap Transisi Energi Berkelanjutan di Forum Ekonomi Dunia 2025
- 5 Mantan Host Fox News Pete Hegseth Terpilih Jadi Menteri Pertahanan AS
Berita Terkini
- 2024, Pendapatan Premi Bruto PertaLife Insurance Capai Rekor Tertinggi
- Dorong Inklusi Keuangan, Bank DKI Raih Indonesia Public Relations Award 2025
- Buka Tahun Bersama Wartawan Katolik. Perlu Kolaborasi Bangun Ketahanan Pangan
- Perjalanan Satu Tahun Indonesia Asri
- Jannik Sinner Taklukkan Zverev untuk Pertahankan Gelar Australian Open