Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Soal Risiko BPA, Negara Diminta Tak Boleh Kalah dari Industri

Foto : ANTARA FOTO/ Aprillio Akbar

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan di Jakarta, Selasa (21/4/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

Ambang batas migrasi BPA pada galon guna ulang yang ditetapkan BPOM selama ini bukan harga mati, bisa diperbaharui untuk peningkatan perlindungan konsumen dan agar sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu, ahli polimer dari Balai Teknologi Polimer, Dr. Chandra Liza, menilai ada risiko tersendiri bila level migrasi BPA yang telah ditetapkan BPOM tidak dipatuhi oleh industri air kemasan. "Kuncinya ada pada pengawasan," katanya.

Selain itu, menurut Liza, perlu pula ada edukasi yang menyeluruh atas kalangan penjual air kemasan galon terkait risiko peluluhan BPA akibat pemajangan, penyimpanan dan distribusi galon yang serampangan.

Sebelumnya, pada akhir Januari lalu, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, mengungkap bahwa pihaknya menemukan "sejumlah kecenderungan mengkhawatirkan" terkait level migrasi BPA pada galon guna ulang berbahan polikarbonat yang beredar luas di masyarakat. Temuan itu, menurut Rita, bersumber dari hasil uji sampel post-market BPOM selama periode 2021-2022.

Namun, Ketua Advokasi FMCG Insights, sebuah lembaga riset produk kemasan, menyayangkan BPOM yang masih menahan penerbitan utuh hasil riset anyar tersebut. Padahal, katanya, informasi itu sangat dinanti publik yang kian bergantung pada air kemasan untuk kebutuhan air minum sehari-hari.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top