Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Soal Child-free, Perempuan Masih Menghadapi Paksaan Sosial untuk Menjadi Ibu

Foto : The Conversation/Shutterstock/Prostock-studio

Memilih tidak memiliki anak semakin populer dan diamini.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam kehidupan berkeluarga, sudah terjadi beberapa kemajuan menuju pengasuhan yang setara (termasuk antara pasangan gay dan lesbian). Namun, gagasan tentang ibu sebagai pengasuh utama tetap ada, dan itu berarti bahwa perempuan berusia 20-an dan 30-an masih menghadapi tekanan yang tidak semestinya tentang apakah (dan kapan) mereka harus mencoba untuk memiliki anak.

Memilih untuk tidak memiliki anak

Perempuan dan laki-laki harus dapat memilih jalan mereka sendiri apakah ingin menjadi orang tua atau tidak. Tentu saja, mengabaikan tekanan sosial lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.

Ada beberapa bukti bahwa perempuan milenial dan generasi Z (Gen Z) cenderung memilih tidak memiliki anak (childfree by choice). Di Inggris, setengah dari total populasi perempuan tidak memiliki anak paling tidak hingga usia 30 tahun.

Tentu saja hal ini memiliki implikasi sosial tersendiri. Penelitian Rebecca Harrington menunjukkan bahwa perempuan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak sering kali mendapat stigma. Mereka dianggap melawan konstruksi sosial bahwa "kodrat perempuan adalah sebagai pengasuh anak" dan seakan menghancurkan harapan sosial bahwa anak perempuan nantinya harus menjadi seorang ibu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top