Skandal Pengaturan Skor Nodai Sepak bola Indonesia
Kompetisi Sepak bola Indonesia kembali dinodai oleh pengaturan skor yang terjadi di Liga 3 dan Liga 2. Untuk mencegah hal ini perlu sebuah Densus anti-Match Fixing di Indonesia.
Sepak bola Indonesia kembali dinodai oleh skandal pengaturan skor. Ini harus segera dikikis ke akar-akarnya dan perlu sanksi berat bagi pelakunya.
Komite Disiplin PSSI Jawa Timur menjatuhkan sanksi berat kepada Dimas Yopi Perwira Nusa atas kasus percobaan suap pada kompetisi Liga 3 yang mempertemukan tim NZR Sumbersari dengan Gresik Putra FC pada 12 November 2021. Itu menjadi kasus terbaru dari skandal pengaturan skor yang kembali menodai kompetisi sepak bola Indonesia.
Dimas Yopi diduga melakukan percobaaan suap dengan cara memberi iming-iming uang sebesar 70 juta rupiah hingga 100 juta rupiah agar tim Gresik Putra mengalah kepada NZR Sumbersari. Tindakan Yopy itu dilakukan untuk keperluan taruhan judi bola daring.
Atas tindakan tersebut, Komdis PSSI Jatim menjatuhkan sanksi denda sebesar 100 juta rupiah kepada Dimas Yopi, selain juga menghukum yang bersangkutan dilarang beraktivitas di sepak bola selama 10 tahun.
Sebelumnya di musim ini, lima mantan pemain Perserang Serang mendapatkan hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI usai terlibat pengaturan skor pertandingan Liga 2 2021. Manajemen Perserang Serang mengirim bukti ke PSSI yang menyatakan lima pemainnya terlibat skandal pengaturan skor.
Dugaan pengaturan skor itu mulai muncul setelah Perserang kalah 1-4 dari Badak Lampung FC pada laga pekan kelima Grup B Liga 2, Senin (25/10).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya