Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Situasi Perang di Ukraina Tak Kunjung Reda, Harga Minyak Melonjak

Foto : antara/reuters

Ilustrasi Ladang minyak.

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Harga minyak melonjak sekitar dua dolar di perdagangan Asia pada Senin (21/3) pagi, karena pasukan Ukraina menghadapi serangan berat Rusia, sementara produsen-produsen minyak utama melaporkan mereka berjuang untuk memproduksi kuota yang ditentukan berdasarkan perjanjian pasokan.

Harga minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 1,96 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi diperdagangkan di 109,89 dolar AS per barel pada pukul 00.39 GMT, menambah kenaikan 1,2 persen pada Jumat (18/3) lalu.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 2,09 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi diperdagangkan di 106,79 dolar AS per barel, memperpanjang kenaikan 1,7 persen Jumat (18/3) lalu.

Harga minyak bergerak lebih tinggi setelah Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vershchuk mengatakan Senin pagi bahwa tidak ada kemungkinan pasukan negara itu akan menyerah di kota pelabuhan Mariupol Timur yang terkepung.

Dengan sedikit tanda-tanda meredanya konflik, fokus kembali ke apakah pasar akan mampu menggantikan barel Rusia yang terkena sanksi.

"Pasar terus khawatir tentang gangguan pasokan, dengan data menunjukkan bahwa itu sudah berdampak," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Laporan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, menunjukkan beberapa produsen masih kurang dari kuota pasokan yang disepakati.

OPEC+ meleset dari target produksinya lebih dari 1 juta barel per hari (bph) pada Februari, tiga sumber mengatakan kepada Reuters, di bawah pakta mereka untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan karena mereka mengurangi pemotongan tajam yang dibuat pada 2020.

Dua negara OPEC yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan produksi secara instan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sejauh ini menolak seruan dari negara-negara konsumen utama untuk meningkatkan produksi lebih cepat guna membantu menurunkan harga minyak.

Prospek pasokan yang buruk dan harga yang tinggi mendorong Badan Energi Internasional pada Jumat (18/3) untuk menguraikan cara-cara buat memotong penggunaan minyak sebesar 2,7 juta barel per hari dalam empat bulan - termasuk pengumpulan mobil, batas kecepatan yang lebih rendah dan transportasi umum yang lebih murah.

Itu akan membantu mengimbangi 3 juta barel per hari minyak mentah Rusia dan produk yang diperkirakan IEA akan keluar dari pasar pada April.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top