Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana | Diharapkan Makin Banyak Siswa Paham Kondisi Lingkungan

Siswa Diajari Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

Foto : DOK KEMENSOS.GO.ID

Harry Hikmat, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kemensos.

A   A   A   Pengaturan Font

PANDEGLANG - Sebanyak 5.500 siswa dari 55 sekolah di berbagai jenjang di Kabupaten Pandeglang, Banten, mengikuti edukasi kesiapsiagaan menghadapi bencana. Mereka dilatih oleh 50 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) berpengalaman dalam acara yang diberi nama Tagana Masuk Sekolah (TMS).

"Sebanyak 50 orang Tagana yang berpengalaman dan telah mengikuti Training of Trainers (ToT) Tagana Masuk Sekolah, melakukan edukasi kesiapsiagaan kebencanaan pada 5.500 siswa jenjang SD, SMP dan SMA/SMK pada 55 sekolah di delapan kecamatan yang paling rawan bencana di Kabupaten Pandeglang," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, di Pandeglang, Banten, akhir pekan lalu.

Dalam edukasi, kata Harry, para relawan Tagana mengenalkan jenis bencana, strategi kesiapsiagaan, mitigasi, pelatihan pertolongan pertama, layanan psikososial dan simulasi menghadapi bencana.

Selain itu, para Tagana membekali dan mengenalkan para siswa terkait tanda petunjuk jalur evakuasi, pengenalan simbol bahaya serta pengorganisasian penanggulangan bencana di satuan pendidikan. "Pengenalan bencana pada siswa karena anak-anak yang paling berisiko menjadi korban saat bencana melanda," katanya.

Dengan TMS, lanjut Harry, diharapkan sekolah bisa paham bagaimana melakukan pengorganisasian dan evakuasi siswa saat bencana melanda. "Sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi siswa dalam pemulihan trauma atau siswa merasa terlindungi jika sekolah juga punya pengalaman dalam pengorganisasian kesiapsiagaan bencana," ujarnya.

Pahami Lingkungan

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang, Tati Suwagiharti, mengatakan adanya program TMS diharapkan semakin banyak siswa paham akan kondisi lingkungan daerahnya yang rawan bencana serta bagaimana bisa selamat saat bencana terjadi.

"TMS ini merupakan hal yang baru bagi kami dan ini sangat penting mengenalkan serta menularkan soal kesiapsiagaan bencana pada siswa," ujar Tati.

Ia mengharapkan program yang diberikan Kementerian Sosial ini membuat siswa dan para pendidik serta masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana semakin siap dan siaga. Paling tidak, lanjut dia, masifnya edukasi kesiapsiagaan kebencanaan membuat 50 persen masyarakat bisa tahu kondisi kerawanan bencana daerahnya dan paham bagaimana menghadapinya.

Dalam acara tersebut, teriakan 105 siswa Sekolah Dasar Negeri Carita 2 Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, menggema di ruang kelas saat instruktur dari TMS bertanya apa itu bencana. "Tsunami, tsunami, tsunami," jawab anak-anak dengan lantang.

Dengan edukasi kesiapsiagaan menghadapi bencana tersebut, ribuan siswa di Pandeglang, semakin paham apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.

Para siswa pun diajak para Tagana melakukan uji simulasi bencana saat gempa terjadi. Saat tanda bahaya dinyalakan, para siswa mengikuti instruksi guru, langsung mengambil alat pengaman kepala berupa tas atau buku pelajaran. Sebagian lari keluar ruangan dan berkumpul di area aman.

"Saya senang bisa belajar bencana ini. Saya dapat pelajaran soal bencana banjir, gempa, tsunami," ujar Aulia Siswa Kelas 3 SD Carita 2 Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang.

Kepala Sekolah SDN Carita 2, Udin Rafiudin, mengatakan edukasi kebencanaan, baru pertama kali dilakukan di sekolahnya walaupun para guru sudah mengenalkan bencana sesuai dengan mata pelajaran.

Ia berharap adanya edukasi langsung yang diberikan Kementerian Sosial berlanjut dengan membuat kurikulum atau panduan serta buku-buku ajar kebencanaan. ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top