Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 31 Jan 2025, 02:59 WIB

Sistem Misil AS akan Ditarik jika Tiongkok Setop Perilaku Koersif

Sejumlah petinggi keamanan Filipina berbicara dalam sebuah konferensi pers di Manila terkait penangkapan 5 pria yang diduga jadi mata-mata untuk Tiongkok pada Kamis (30/1). Penangkapan tersangka mata-mata ini menyusul ditangkapnya warga negara Tiongkok

Foto: AFP/TED ALJIBE

MANILA - Presiden Ferdinand Marcos Jr pada Kamis (30/1) mengatakan bahwa pemerintahnya akan menyingkirkan sistem misil Amerika Serikat (AS) dari Filipina jika Tiongkok mengakhiri perilaku agresif dan koersif di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan dan berhenti mengklaim wilayah Filipina.

Militer AS mengerahkan sistem misil Typhon di Filipina utara tahun lalu sebagai bagian dari latihan gabungan tahunan, dan pasukan Filipina telah berlatih untuk menggunakannya setelah Manila berencana untuk membeli sistem persenjataan tersebut sebagai alutsista untuk melindungi kepentingan maritim Manila.

Pasukan Tiongkok sebelumnya telah terlibat dalam beberapa konfrontasi dengan kapal-kapal Filipina dalam beberapa bulan terakhir atas sengketa terumbu karang dan perairan di LTS yang memiliki lokasi yang strategis.

Kehadiran sistem persenjataan jarak menengah AS di tanah Filipina telah membuat marah Tiongkok, yang telah memperingatkan bahwa Manila telah menghasut konfrontasi geopolitik dan perlombaan senjata di kawasan tersebut.

"Saya tidak mengerti komentar tentang misil Typhon. Kami tidak berkomentar tentang sistem misil mereka, dan sistem misil mereka seribu kali lebih kuat daripada yang kami miliki," kata Presiden Marcos Jr kepada wartawan pada Kamis saat ia berkunjung ke pusat Kota Cebu.

"Mari kita buat kesepakatan dengan Tiongkok: Berhenti mengklaim wilayah kami, berhenti melecehkan nelayan kami dan biarkan mereka hidup, berhenti menabrakkan kapal kami, berhenti menyemprotkan meriam air ke rakyat kami, berhenti menembakkan laser ke kami, dan hentikan perilaku agresif dan koersif kalian," tegas Presiden Marcos Jr.

"Jika mereka berhenti melakukan semua hal ini, saya akan mengembalikan sistem misil Typhon ke Amerika Serikat,” imbuh dia.

Manila dan Washington DC saat ini terikat oleh pakta pertahanan bersama, dan bentrokan LTS baru-baru ini telah memicu kekhawatiran bahwa militer AS dapat terseret ke dalam perang dengan Tiongkok.

Militer Filipina mengatakan pekan ini bahwa satu peleton lagi akan dilatih menggunakan sistem misil Typhon pada Februari, menjelang latihan gabungan tahunan dengan sekutu utama AS.

Tangkap Mata-mata

Sementara itu pejabat keamanan Filipina pada Kamis mengatakan bahwa mereka telah menahan lima mata-mata Tiongkok lagi, menyusul penangkapan seorang rekan senegara mereka karena spionase bulan ini.

Penangkapan tersebut terjadi saat konfrontasi antara kedua negara tetangga Asia tersebut atas sengketa terumbu karang dan perairan di LTS kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Dua orang pria ditangkap di Bandara Manila pekan lalu setelah mereka diduga melakukan pengintaian terhadap AL Filipina dan kapal pemerintah lainnya yang memasok garnisun militer di Kepulauan Spratly yang disengketakan.

“Para pria itu menggunakan pesawat tanpa awak dan kamera bertenaga surya beresolusi tinggi untuk merekam aktivitas di pangkalan angkatan laut, stasiun penjaga pantai, pangkalan udara, dan galangan kapal di Provinsi Palawan,” lapor kepala Badan Investigasi Nasional Filipina, Jaime Santiago, dalam sebuah konferensi pers .

"Kami menganggap mereka sangat berbahaya bagi keamanan nasional karena tentu saja, jika ini jatuh ke tangan lain, ini bisa sangat berbahaya bagi personel kami di pangkalan dan juga mereka yang berada di atas kapal kami," kata kepala militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner.

Brawner menambahkan masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa mata-mata itu disponsori negara, karena otoritas Filipina belum mengidentifikasi penerima akhir dari intelijen yang dikumpulkan. "Ini mungkin hanya puncak gunung es, masih banyak yang tertangkap melakukan kegiatan ini. Jumlahnya masih banyak," kata Brawner.

Dalam operasi mata-matanya, para priatersebut menyamar sebagai pembeli produk laut atau anggota organisasi yang sah. Dua pria Tiongkok lainnya ditangkap secara terpisah di tempat lain di Manila dan satu lagi di pusat Kota Dumaguete pekan lalu, kata Santiago.

Tertangkapnya para mata-mata ini menyusul penangkapan seorang insinyur perangkat lunak Tiongkok bernama Deng Yuanqing dan dua rekannya dari Filipina yang diduga memata-matai pangkalan militer dan markas polisi bulan ini, tuduhan yang dibantah oleh pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Manila. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.