Sistem Irigasi Kuno Jadi Panutan Bagi Pertanian Berkesinambungan
Sistem Irigasi l Seorang petani sedang mengatur jatah air di sebuah pintu saluran sistem irigasi di kawasan pertanian La Huerta, Valencia, Spanyol. Sistem irigasi yang sudah berusia ratusan tahun ini, kini jadi panutan bagi pertanian berkesinambungan.
Foto: fao.orgMatahari masih malu-malu mengintip di ufuk timur dan kehangatan sinarnya belum terasa benar di kawasan Kota Tua di Valencia, Spanyol, namun pasar induk Mercado Central sudah ramai pembeli.
Sejumlah orang tampak mengantre di lapak daging dan pria di balik meja etalase sibuk mengiris daging ham tipis-tipis. Dengan cekatan dia melayani beragam permintaan para pembeli sembari sesekali menunduk guna menghindari kaki-kaki hewan yang tergantung di atas etalase.
Di lapak boga bahari, keranjang-keranjang es tertata rapi. Beragam ikan, teri, hingga lobster berada di dalamnya, memikat pengunjung yang lewat. Ada pula lapak yang khusus menjual bekicot, sedangkan lapak lainnya menjual saffron.
Dari semua lapak tersebut, lapak buah dan sayur menjadi pusat perhatian para pembeli. Selain karena berada di tengah Mercado Central, lapak ini menjual hasil tani yang memikat karena hasilnya yang gemuk-gemuk dan berwarna cerah.
Semua sayur dan buah tersebut berasal dari La Huerta, sebuah kawasan ladang seluas 28 kilometer persegi di sekeliling Kota Valencia. Encarna Folgado, pemilik lapak Frutas y Verduras Folgado, telah berdagang selama lebih dari 45 tahun. Dia membeli semua sayur musiman langsung dari para petani di kawasan La Huerta.
Jika Anda ingin membeli kacang-kacangan untuk membuat masakan tradisional paella Valenciana, Anda perlu mengunjungi lapak Folgado.
"Ferrraúra yang dipakai (untuk memasak) hars berwarna hijau cerah, tapi jangan juga terlalu cerah," kata Folgado, merujuk kacang berbentuk ladam yang memenuhi keranjang.
Di samping kacang-kacangan, lapak Folgada menjual brokoli, paprika merah, bawang putih, dan daun bawang. Semuanya adalah hasil panen La Huerta setiap tahun, meskipun kawasan itu begitu dekat dengan kota terbesar ketiga Spanyol.
Rahasia hasil panen La Huerta terletak pada jaluran irigasi, selokan, dan pintu air yang diciptakan bangsa Moor yang beragama Islam dan menguasai kawasan ini 1.200 tahun lalu.
Setiap delapan kanal irigasi (acequías) menyalurkan air dari Sungai Turia ke berbagai saluran cabang menggunakan gravitasi. Cabang-cabang itu kemudian mendistribusikan air ke ribuan bidang lahan di seluruh ladang. Jumlah air yang diterima setiap bidang lahan bukan diukur menggunakan skala volume, tapi dengan seberapa baik aliran sungai. Satuan ukurnya disebut fila (yang artinya "baris").
Ukuran ini mewakili hak seseorang terhadap porsi air dalam waktu tertentu. Siklus irigasi biasanya berlangsung satu pekan, tapi jika aliran sungai rendah maka siklusnya diperpanjang.
Sistem ini jenius dan luar biasa efisien. Setiap bidang lahan menerima akses air yang sama selama periode waktu yang sama, di manapun lahan itu berada. Tiada kekurangan air pada sistem irigasi ini, pada musim kering sekalipun.
Hasilnya, panen yang sukses dan jenis tanamannya pun sangat beragam. Sebagai contoh, ada varietas beras berusia sekian abad yang masih ditanam di sekitar Danau Albufera, sebelah selatan kota. Kemudian tanaman unik seperti kacang chufa (yang digunakan untuk membuat minuman lokal horchata) ditanam di bagian utara.
"Sistem pengelolaan air yang diterapkan di sini (membuat) tanaman terong, jeruk, articok, hingga zaitun bisa hidup berdampingan," jelas Clelia Maria Puzzo dari Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO) yang memasukkan La Huerta pada daftar warisan pertanian yang penting bagi dunia (GIAHS), November 2019 lalu.
"Beragam hasil tani diimpor dari Asia dan Amerika beberapa ratus tahun lalu, namun mereka beradaptasi dengan sempurna berkat sistem irigasi ini," imbuh dia.
Pengadilan Air
Sistem irigasi ini dikelola oleh organisasi sosial yang mengatur La Huerta selama lebih dari 1.000 tahun. Tribunal de las Aguas de la Vega de la València atau Pengadilan Air di Dataran Valencia, dibentuk pada 960 sehingga resmi disebut sebagai dewan yudisial tertua di dunia.
Pengadilan ini terdiri dari delapan petani yang menjadi perwakilan terpilih dari masing-masing komunitas yang mengelola setiap saluran irigasi utama. Mereka bertemu untuk menyelesaikan sengketa di luar Katedral Valencia setiap Kamis tengah hari.
Cara mereka bersidang pun cukup unik. Kedelapan pria itu memakai jubah hitam dan duduk di bangku kayu beralaskan kulit dengan membentuk formasi setengah lingkaran.
Air adalah satu-satunya topik yang disidangkan. Adapun pihak tergugat, menurut María José Olmos Rodrigo selaku sekretaris pengadilan, biasanya diadili karena membanjiri lahan tetangga, mengambil air yang bukan jatahnya, atau tidak merawat saluran irigasi dengan baik.
Semua proses persidangan berlangsung dengan bahasa Valencia, ringkas, dan putusannya final. Pengadilan memang telah menjadi aspek yang menyatu dengan sistem irigasi, namun penggunaan lahan telah berkembang sesuai zaman.
"Inilah sejarah La Huerta. Kami beradaptasi dengan jenis tanaman dari waktu ke waktu, kami banyak berubah dan seringkali hanya untuk bertahan hidup," papar Miquel Minguet, CEO Horta Viva.BBC/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 4 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 5 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
Berita Terkini
- Studi Menunjukkan Berjalan Kaki Dapat Tingkatkan Harapan Hidup
- BPBD: Sejumlah Titik di Jakarta Utara Terdampak Banjir Rob
- Pemprov DKI Wajibkan Warga Pilah Sampah Agar Bebas Retribusi
- Terpilih Pimpin Aprindo, Solihin Komitmen Tingkatkan Peran Ritel di Perekonomian Nasional
- Conan O'Brien akan Jadi Pembawa Acara Oscar 2025