Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlindungan Pekerja Tambang I Pemasangan Alat Membantu Memitigasi Risiko Bencana

Sistem Deteksi Bahaya Dipasang

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Sejumlah perusahaan tambang telah mengaplikasikan teknologi sistem monitoring bahaya lingkungan dan kegeologian (Simon Bageur) karena meningkatkan keamanan pekerja dan perusahaan lebih efisien.

JAKARTA - Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tekmira Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memasang Sistem Monitoring Bahaya Lingkungan dan Kegeologian (Simon Bageur) di dua perusahaan tambang di Kalimantan Selatan.

Pemasangan alat tersebut diharapkan akan membantu mendeteksi secara dini potensi bencana, sehingga para pekerja terlindungi.

Kepala Puslitbang Tekmira, Hermasyah, di Jakarta, Rabu (12/6), mengatakan pemasangan akan dilakukan pada dua perusahaan yaitu PT Jorong Barutama Greston di empat titik, serta satu titik di PT Tanjung Alam Jaya.

Menurut dia, para peneliti telah melakukan survei lokasi dan sejumlah parameter untuk pemasangan Simon Bageur, di antaranya pengukuran tingkat keasaman (PH), total padatan tersuspensi (TSS), level air (water level), debit air, Kadmium (Cd), Zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn).

Simon Bageur sendiri adalah sistem peringatan dini yang bekerja secara cepat, akurat dan aktual terhadap bahaya lingkungan dan geologi di sekitar wilayah pertambangan, di antaranya bahaya limbah cair, air asam tambang, banjir, pergerakan batuan dan longsor di sekitar wilayah pertambangan dan penduduk.

"Teknologi ini dapat melakukan pengukuran jarak jauh dan melaporkan hasil informasinya secara real time kepada operator, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan dan tindakan secara cepat dan akurat," ungkap Hermasyah.

Inovasi tersebut merupakan adaptasi peralatan serupa yang telah dijual di pasaran, namun sistemnya dikembangkan agar lebih lengkap dan bekerja secara terpadu, baik dari sisi pemantauan kualitas dan kuantitas air, klimatologi, meteorologi, dan geofisika maupun bahaya kegeologian lainnya. Simon Bageur mudah dikombinasikan dengan alat lain, sehingga menjadi alat baru yang dapat berfungsi untuk berbagai kondisi.

Pengoperasiannya dapat dilengkapi dengan sistem tenaga surya, sehingga dapat digunakan di daerah yang belum terjangkau aliran listrik. Daerah terpencil yang sulit mendapat sinyal jaringan telepon masih dapat menggunakan alat ini karena media transmisi tidak hanya dari sinyal 3G/4G, tetapi dapat melalui kabel, radio, SMS (short messaging services), GPRS dan satelit.

Dari segi sosial dan ekonomi, perusahaan tambang untuk membantu masyarakat sekitar dalam hal mitigasi bencana. Tanah longsor, banjir, pergerakan tanah, ataupun pencemaran air tanah akan mudah terdeteksi, sehingga lingkungan sekitar akan terjaga dan masyarakat akan merasa aman.

Dengan mengaplikasikan alat tersebut PT Jorong Barutama Greston mampu menurunkan biaya tenaga kerja untuk pengawasan serta biaya operasional pemakaian kapur untuk penetralisir pH, sebesar 268 rupiah juta per tahun. Pengurangan pemakaian kapur sebesar 100 juta per tahun sedangkan tenaga kerja sebesar 168 juta per tahun.

Dari segi lingkungan, sistem monitoring air asam tambang atau sistem pemantauan limbah cair terus menerus dalam jaringan (sparing) pada teknologi Simon Bageur akan menjaga dan memastikan agar air tanah di sekitar tambang tidak tercemar.

Sejumlah perusahaan tambang telah mengaplikasikan teknologi ini, antara lain; PT Bukit Asam Unit Penambangan Ombilin (UPO), Sumatera Selatan, sebagai sistem pemantauan kondisi ventilasi (suhu, gas, udara, dan kecepatan angin. ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top