Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Survei Pew Research Centre

Singapura Rangking Pertama Kepuasan Demokrasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Kepuasan terhadap demokrasi mungkin merupakan indikator bagi keberhasilan di negara-negara maju. Namun sebuah laporan baru yang dirilis pada Kamis (21/10) mengungkapkan gambaran ketidakpuasan yang meluas terhadap sistem politik di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan sebagian Asia Timur.

Pew Research Centre yang melakukan survei terhadap hampir 19.000 orang di 17 negara maju dari Maret hingga Mei tahun ini, menemukan bahwa sebanyak 56 persen responden meyakini bahwa sistem politik mereka membutuhkan perubahan besar atau reformasi total.

"Kira-kira dua pertiga atau lebih warga di Italia, Spanyol, AS, Korea Selatan, Yunani, Prancis, Belgia dan Jepang, meyakini hal ini," kata Pew Research Centre dalam laporannya terkait analisis terhadap pandangan demokrasi dan keinginan untuk reformasi politik, ekonomi dan perawatan kesehatan.

Sebaliknya, responden di Singapura adalah yang paling puas atas proses demokrasi dan memiliki permintaan yang relatif rendah untuk reformasi meskipun sistem demokrasinya dinilai oleh berbagai organisasi seperti Freedom House dan Varieties of Democracy sebagai yang paling tidak bebas dalam kelompok ekonomi maju.

Sekitar 82 persen warga Singapura mengatakan mereka puas dengan kinerja demokrasi di dalam negeri, dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan 57 persen. Sementara kurang dari setengah orang yang disurvei di Belgia, Prancis, Yunani, Italia, Jepang, Spanyol, dan AS, menyatakan puas dengan demokrasi mereka.

"Sikap terhadap negara demokrasi dan reformasi politik sebagian dibentuk oleh pandangan tentang ekonomi, dampak Covid-19 dan kesenjangan sosial dan politik," ungkap laporan itu. "Di setiap publik yang disurvei, orang-orang mungkin jauh lebih puas dengan cara demokrasi bekerja jika mereka mendukung partai yang berkuasa, mengatakan situasi ekonomi saat ini baik dan berpikir masyarakat mereka lebih bersatu sekarang daripada sebelum wabah virus korona," imbuh laporan tersebut.

Sebaliknya, mereka yang tidak puas dengan demokrasi dan ekonomi, lebih cenderung memandang bahwa masyarakat mereka sebagai sangat partisan dan mengatakan bahwa sistem politik mereka membutuhkan setidaknya perubahan besar. Tetapi pada saat yang sama, survei itu juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang menginginkan perubahan tidak yakin bahwa reformasi itu mungkin terjadi.

Sangat Bervariasi

Di 17 negara maju, rata-rata 46 persen menginginkan perubahan, tetapi juga tidak yakin sistem politik mereka dapat diubah. Hanya 18 persen berpikir bahwa perubahan yang diperlukan adalah mungkin bisa dilakukan.

Dukungan untuk reformasi kurang dalam hal ekonomi dan perawatan kesehatan, dengan pandangan yang sangat bervariasi. Di Yunani, Italia, dan Spanyol, misalnya, mayoritas besar menganggap ekonomi mereka perlu dirombak, sementara mayoritas besar di Selandia Baru, Swedia, dan Australia tidak menganggap sistem ekonomi mereka perlu banyak diubah.

Mayoritas besar di AS dan Yunani juga paling vokal tentang reformasi bagi sistem perawatan kesehatan mereka, sementara kebanyakan orang di Australia, Taiwan dan Singapura tidak berpikir perawatan kesehatan mereka membutuhkan perubahan besar. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top