Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Singapura Hadapi Gelombang Demam Berdarah Akibat Perubahan Iklim

Foto : AFP

Ilustrasi pencegahan demam berdarah di Singapura.

A   A   A   Pengaturan Font

"Seiring perubahan iklim, rentang geografis keseluruhan spesies nyamuk juga berubah dan itulah mengapa kami melihat perluasan demam berdarah lebih jauh dari khatulistiwa daripada yang kami miliki secara historis," kata Associate Professor Alex Cook, wakil dekan penelitian di National University. Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock (NUS) Singapura.

Mengutip Channel News Asia, Singapura telah menggunakan berbagai strategi pemberantasan nyamuk untuk memerangi demam berdarah, termasuk fogging dan melepaskan nyamuk Aedes jantan khusus yang berkembang biak dengan nyamuk betina sehingga telur yang dihasilkan tidak menetas.

Namun, mencegah penyakit menular tetap menjadi permasalahan pelik bagi pemerintah Singapura mengingat banyak kasus yang ditularkan dari turis.

"Kami cukup beruntung karena di tempat kami berada, kami tidak mendapatkan semua badai besar dan angin topan, jadi kami tidak rentan terhadap penyakit yang terbawa air," kata Associate Professor Yann Boucher dari Saw Swee Hock School of Kesehatan masyarakat.

"Tapi masalahnya untuk Singapura adalah karena itu adalah pusat perjalanan, penyakit akan datang dari beberapa tempat lain," tambahnya, menunjuk pada penyakit seperti cacar monyet, COVID-19, dan Zika yang semuanya diimpor ke negara itu.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top