Setiap Tahun, Ratusan Ribu Lulusan Perguruan Tinggi Menganggur
Direktur Jenderal PembelajaÂran dan Kemahasiswaan KeÂmenterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KemÂristekdikti), Intan Ahmad.
Menurutnya, dunia kerja membutuhkan kombinasi dari keahlian yang berbeda dari sebelumnya. Tidak hanya membutuhkan calon pekerja yang cerdas, namun juga memiliki keahlian lain, seperti kepemimpinan dan juga kemampuan menulis. "Kampus perlu duduk bersama dengan dunia industri membicarakan hal ini," katanya.
Dunia kerja, kata dia, membutuhkan lulusan yang berbeda dengan yang dihasilkan kampus.
Selama ini, sistem pendidikan belum merespons revolusi industri 4.0. "Kita harus menyiapkan lulusan yang siap mengisi pekerjaan yang belum tentu ada saat ini," kata dia. Intan menambahkan, salah satu kelemahan lulusan perguruan tinggi di Tanah Air adalah lemahnya kemampuan menulis.
Menurut Intan, hal itu ada kaitannya dengan kewajiban menulis mahasiswa yang hanya saat tugas akhir. Berbeda dengan luar negeri, yang mana kewajiban menulis dilakukan setiap semester.
Selain itu, katanya, persoalan mutu masih menjadi masalah besar. Dari 333 perguruan tinggi swasta di DKI Jakarta, yang mendapatkan akreditasi A hanya 11 perguruan tinggi. "Bahkan, di antaranya ada yang terakreditasi internasional. Kualitas juga tidak kalah dari PTN. Akan tetapi, masalahnya tidak merata," kata dia.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya