Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Setetes Darah Bisa Selamatkan Nyawa, 6 Tahapan Menarik terkait Keamanan Donor Darah

Foto : The Conversation/Shutterstock/Dany Kurniawan

Relawan donor darah di Wonosobo, Jawa Tengah diambil darahnya oleh petugas Palang Merah Indonesia, Februari 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

Dulu golongan darah O dapat ditransfusikan kepada golongan darah apa saja. Meski ada anti A dan anti B, jumlah cairan darah yang masuk hanya sedikit dibandingkan jumlah darah dalam seluruh tubuh, sehingga hanya sedikit sel darah merah kita yang akan digumpalkan.

Prinsip bahwa golongan 0 boleh ditransfusikan secara bebas sudah tidak dipakai lagi, karena selain penanda A, B, 0, ada penanda-penanda lain lagi, salah satunya penanda Rhesus. Penanda Rhesus juga mirip dengan penanda AB0, jika tidak cocok akan merusak sel darah merah. Protokol saat ini, darah donor dan penerima darah harus betul-betul cocok.

Jika saat pencocokkan antara darah pasien dan darah donor terjadi penggumpalan, artinya di dalam pembuluh darah pasien juga akan terjadi penggumpalan. Darah yang menggumpal atau sel darah merah pecah di dalam pembuluh darah akan menyebabkan banyak masalah, mulai dari demam, menggigil sampai kematian.

Kalau semua cocok, barulah darah donor tersebut akan diserahkan kepada petugas medis untuk ditransfusikan pada pasien.

Saat ini, jarang sekali seseorang mendapat transfusi seluruh darah dari donor, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Orang yang kekurangan sel darah merah hanya akan mendapatkan transfusi sel darah merah saja. Orang yg kekurangan trombosit akan mendapatkan transfusi sel trombosit saja. Orang yang kekurangan faktor pembekuan darah akan mendapat 'cairan' darah saja.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top