Seribu Kuntum Bunga di Kutabawa Flower Garden
Foto: koran jakarta/arif suhartoBuat seorang pemburu foto, taman bunga adalah sebuah karpet alam yang tidak pernah habis untuk dijadikan objek dan latar belakang foto.
Siapa pun pasti mengakui kalau taman bunga merupakan latar untuk berfoto dengan hasil yang indah dan Instagrammable. Bunga-bunga yang ada di taman tersebut diambil dari sudut mana pun akan tampil indah. Ada banyak taman bunga di Indonesia di antaranya Taman Bunga Nusantara, sering disebut Taman Bunga Puncak atau Taman Bunga Cipanas.
Namun, sebenarnya taman tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Taman Bunga Nusantara yang diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1995, belakangan menjadi salah satu tempat rekreasi favorit warga Jakarta. Lokasinya yang dekat dengan Gunung Gede dan Pangrango, menjadikan Taman Bunga Nusantara ini dikelilingi oleh alam indah dengan udara yang segar.
Kali ini kita akan berkunjung ke taman bunga yang ada di Purbalingga, Jawa Tengah, Kutabawa Flower Garden. Lokasi taman bunga ini di kaki Gunung Slamet. Purbalingga memang dikenal sebagai salah satu pintu masuk pendakian Gunung Slamet melalui jalur Bambangan. Pagi hari yang cerah merupakan saat terbaik untuk mengunjungi Kutabawa Flower Garden.
Selain matahari pagi yang belum terlalu panas, birunya langit begitu serasi dengan warna-warni bunga di taman. Jika cuaca cerah, di sisi barat tampak Gunung Slamet yang menjulang setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut. Dibuka pada tahun 2017, Kutabawa Flower Garden, tepatnya berlokasi di Karangreja, lereng Gunung Slamet.
Kawasan ini merupakan pos awal pendakian yang dikelilingi oleh bukit dan pepohonan hijau. Keberadaan wisata baru di Purbalingga tersebut, semakin mengukuhkan kota asal tempe mendoan ini untuk bersaing dengan beberapa daerah lainnya yang memiliki destinasi berkualitas.
Untuk menuju ke Kutabawa Flower Garden termasuk mudah. Ini yang membuat banyak wisatawan memilih untuk berlibur ke sana. Seperti ketika melakukan perjalanan dari Purwokerto, dengan mengendarai bus ukuran kecil, rombongan wisatawan menyusuri jalan yang halus selama satu setengah jam. Mulanya ketika berada di jalan utama yang ramai, berpapasan dengan banyak kendaraan yang menuju ke luar kota. Lalu, secara perlahan bus mulai meniti jalan sepi dan menanjak yang melewati hutan damar. Jalan terus menanjak dan udara mulai sejuk.
Usai melintas beberapa tanjakan, mendadak jalur menurun dan masuk ke sebuah kota kecil bernama Bobotsari. Dari tempat tersebut kembali meniti jalan kecil yang menanjak dan akhirnya sampai di sebuah desa dengan jalur yang cukup datar. Papan petunjuk lokasi wisata mulai terlihat dan jalan menurun menuju ke sebuah lembah. Dari kejauhan nampak lereng bukit yang dipenuhi dengan bunga. Perlahan bus mendekati area parkir, terlihat deretan warung-warung yang ramai menjajakan sayuran segar.
Menurut penjualnya, sayuran tersebut merupakan hasil kebun dari masyarakat setempat. Ada kubis, kol, wortel, labu, alpukat, dan yang terbanyak nanas. Di daerah ini memang terkenal dengan perkebunan nanas madu. Nanas-nanas tersebut ada yang dijual segar, sudah dikupas dan rasanya segar serta manis. Oleh beberapa warung kopi atau kafe, nanas madu ini dibakar lalu dijadikan camilan untuk teman minum kopi.
Turun dari bus, rombongan bergegas ke loket, di pintu masuk rombongan sudah macet, pasalnya lorong pintu masuknya terlihat indah dan mau tidak mau terjadilah foto bersama yang cukup lama. Ini belum seberapa, begitu masuk ke taman, segera saja teriakan kecil dan suara kagum saling bersahutan. Tanpa bisa dikomando, rombongan langsung menyebar untuk mencari lokasi foto yang memang menakjubkan itu.
Tapi rupanya untuk mencegah terjadinya foto yang kurang bagus, pihak pengelola menyediakan penjaga taman yang bersedia menujukkan spot yang keren, sekaligus menjadi fotografer hape. Jalur pertama di jalan utama yang kiri kanannya terhampar bunga jadi spot pilihan.
Lalu bisa ke bagian tengah yang ada tanaman bunga melingkar, berputar dan latar belakang bunga-bunga merah. Jembatan kecil juga bagian dari spot utama, di bagian bawahnya bermekaran bungan kuning dan merah. Lalu ada spot Pagoda, berfoto di sini, maka latar terlihat hamparan bunga ungu, merah dan kuning.
Sambil menikmati suasana bunga-bunga indah bermekaran, pengunjung juga bisa merasakan hawa sejuk khas pegunungan Purbalingga. Suasana tenang serta udara dingin mampu menenangkan pikiran dan istirahat sejenak dari aktivitas sehari-hari yang melelahkan. Puluhan Jenis Bunga Objek wisata Kutabawa ini memang sudah sangat terkenal.
Terlebih lagi kemajuan teknologi memudahkan seseorang untuk berbagi pengalaman secara global, sehingga dalam waktu singkat Kutabawa Flower Garden Purbalingga bersliweran di media sosial. Taman ini memiliki koleksi puluhan tanaman bunga, seperti Begonia, Lavender, Petunia, Tanggo, Marigold, Iriancis, Celosia Pagoda, Geranium hingga bunga Dianthus (Anyelir).
Dedy Kurniawan, sang pemilik, mendatangkan langsung bibit-bibitnya dari Bandung. Dedy bahkan sempat melakukan studi banding ke Taman Begonia yang berlokasi di Kota Kembang tersebut.
Objek wisata di Purbalingga ini berada di Jalan Gunung Slamet, Kelurahan Kutabawa. Secara administratif terletak di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Jarak dari pusat Kota Purbalingga sekitar 24 kilometer. Di area wisata ini bila musim libur atau akhir pekan, ramai dengan pengunjung. Warung-warung makan yang menyediakan teh dan kopi serta tempe mendoan banyak dijumpai. Lalu penjual cinderamata serta tanaman hias khas pegunungan.
Penjual tanaman hias di tempat ini termasuk jujur, mereka menjual tanaman asli yang memang dibenihkan sendiri. Sementara di beberapa tempat wisata pegunungan, banyak penjual tanaman hias yang menjual tanaman bunga palsu. Tanaman memang asli, tapi hanya batang yang sedang tumbuh bunga lalu bagian akar disumpal akar pohon lain dan tanahnya dilapisi lumut yang banyak terdapat di desa pegunungan.
Bunga tetap mekar karena udara dingin, tapi sampai di rumah semua mati. Di desa Kutabawa ini tanaman yang dijual asli dan memang tumbuh di daerah pegunungan yang dingin. Harga yang ditawarkan juga terjangkau. Oleh sebab itu berwisata ke sini selain mendapatkan pemandangan yang indah juga oleh-olah khas desa yang segar.
Menikmati Soto Purbalingga
Bagi pencinta soto, saat liburan ke Kutabawa Purbalingga, jangan lewatkan untuk menikmati semangkuk soto khas Purbalingga. Kota ini memang tempatnya aneka soto spesial yang terkenal lezat. Salah satu soto yang sangat terkenal sampai ke luar daerah adalah Soto Misdar. Warung soto itu terletak di Jalan Ahmadi Purbalingga. Letaknya persis di depan Pengadilan Negeri Purbalingga, sehingga masyarakat setempat menyebutnya soto depan pengadilan.
Dari Taman Maerakatja timur Tugu Kodim, akan terlihat gapura bertuliskan Bancar Badhog Center, masuk saja. Lokasinya hanya beberapa meter di kiri jalan. Disebut Soto Misdar, karena soto ini memang racikan Ibu Misdar. Soto Misdar cukup dikenal, bukan hanya bagi warga Purbalingga, tapi juga warga dari luar Purbalingga.
Komposisi Soto Misdar sebenarnya sama seperti soto Banyumasan pada umumnya, isinya mie putih, irisan ketupat dan daging. Selain daging ayam, pilihan lainnya bisa menggunakan daging sapi dan jeroan ayam. Pembeli bahkan bisa memesan daging campuran sesuai selera.
Soto ini juga menggunakan wortel rebus, daun bawang, tauge, serta bawang merah goreng. Sebagai bumbu khasnya, tak lupa dicampur bumbu kacang yang merupakan ciri khas soto Banyumas. Lalu soto disiram kuah santan berbumbu rempah yang kental serta ditaburi remasan kerupuk. Setelah itu ditambah kecap dan sambal kacang sesuai selera.
Tampilannya memang jadi penuh dan meriah. Soto di sini memang spesial, soto ayamnya tampil dengan suwiran ayam yang banyak, sampai membentuk gunungan kecil di mangkuk. Sementara soto sapi, jumlah dagingnya tidak sebanyak soto ayam, namun dibanding dengan soto sejenis, di sini jauh lebih banyak.
Banyak orang sengaja datang ke sini karena Soto Misdar kuahnya kental, dagingnya empuk dan berlimpah, juga porsinya jumbo. Ibu Misdar memulai usaha sotonya sejak tahun 1981. Sebelum menempati lokasi yang sekarang, sempat lima kali pindah lokasi.
Pernah di kompleks kios selatan Jembatan Klawing yang menghubungkan Kecamatan Kaligondang dengan Purbalingga, kompleks Taman Maerakatja dan beberapa tempat lain yang jaraknya berdekatan.
Lalu terakhir buka di lokasi tepat di depan Kantor Pengadilan Negeri. Warung soto ini buka mulai pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB. Setiap hari, dia menghabiskan 30 kilogram daging sapi, dan 50 kilogram daging ayam.
Jangan pernah takut kehabisan, karena penjual soto ini sudah berpengalaman melayani rombongan dalam jumlah banyak. Jadi ketika datang bersama-sama, segera pesan soto yang disukai, tidak terlalu lama soto sudah tersaji. ars/R-2
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
Berita Terkini
- Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- Cegah Sirosis Hati Sejak Dini, IDI Buntok Beri Informasi Pengobatan
- Banjir Rob Rendam 6 RT di Jakarta Utara, Warga Diminta Waspada
- Jasamarga Transjawa Siap Hadapi Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
- Dukung Swasembada Energi, Kemenhut Siapkan Kawasan Hutan untuk Bioethanol