Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 12 Feb 2025, 00:00 WIB

Sentimen Global Menggoyang, Seberapa Kuat Daya Tarik Investasi RI?

Oki Ramadhana Direktur Utama Mandiri Sekuritas - Sekitar 30-45 persen investor di Indonesia itu merupakan investor asing. Jadi dinamika politik dan situasi global akan menentukan.

Foto: istimewa

JAKARTA – Dinamika politik dan situasi global masih menjadi faktor krusial dalam menentukan daya tarik Indonesia bagi investor asing. Pasalnya, porsi asing dalam struktur investasi di pasar modal dalam negeri masih sangat besar.

“Sekitar 30-45 persen investor di Indonesia itu merupakan investor asing. Jadi dinamika politik dan situasi global akan menentukan,” kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana dalam konferensi pers Mandiri Investment Forum (MIF) 2025.

Meski demikian, dia menilai saat ini fundamental perusahaan-perusahaan dalam negeri masih solid di tengah ketidakpastian global. Salah satu faktor utama yang dapat menjaga kepercayaan investor adalah growth story atau prospek pertumbuhan perusahaan-perusahaan Indonesia.

Karena itu, sangat penting bagaimana perusahaan menyampaikan growth story masing-masing ke depannya. Hal ini akan menjadi alasan kuat bagi investor untuk tetap berinvestasi di Indonesia. “Ini juga selaras dengan target pertumbuhan (ekonomi) Presiden 8 persen,” jelasnya.

Selain itu, dia menyampaikan para investor tengah mencari peluang investasi yang sejalan dengan agenda pertumbuhan ekonomi nasional. “Jadi para investor itu sedang melihat peluang-peluang, opportunity baik itu organik atau inorganik bagi perusahaan-perusahaan yang sejalan dengan agenda-agenda negara. Jadi itu yang kita lihat,” tutur Oki.

Karena itu, penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk terus memperkuat daya saing dan strategi ekspansi mereka guna menarik lebih banyak modal asing.

Adapun, total dana kelolaan para investor yang hadir pada Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 mencapai 18,65 triliun dollar AS, jauh lebih tinggi dari dana dana kelolaan investor pada MIF tahun lalu sebesar 14 triliun dollar AS.

Sebelumnya, Chief Economist and Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun ini terdampak oleh berbagai sentimen dari tingkat global. Sentimen tersebut meliputi konflik dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Kemudian, lanjutnya, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang kemungkinan akan menyebabkan inflasi AS meningkat, sehingga menyebabkan The Fed akan sulit menurunkan Fed Funds Rate (FFR). Dia melanjutkan IHSG juga terdampak sentimen adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global terutama Tiongkok, ditambah mata uang dollar AS yang tetap bertahan kuat dibandingkan mata uang negara lain.

Momentum Solid

Lebih lanjut, dari sisi makroekonomi, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai Indonesia berada dalam posisi yang relatif kuat di tengah perlambatan ekonomi global. "Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid, didukung oleh kebijakan fiskal yang ekspansif, stabilitas inflasi, serta kinerja ekspor yang tetap positif di beberapa sektor unggulan. Kami juga melihat potensi perbaikan investasi seiring dengan tren pemangkasan suku bunga global," kata Andry.

Dirinya menjelaskan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara dapat menjadi katalis bagi peningkatan aliran modal ke Indonesia. Namun, tantangan dari volatilitas pasar global tetap perlu diantisipasi.

Terlepas dari tantangan global, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024 tercatat sebesar 5,03 persen, tetap kompetitif dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.