Sentimen Eksternal Dominan

JAKARTA - Rupiah diperkirakan masih tertekan pada awal pekan ini, melanjutkan tren negatif akhir pekan lalu. Ini karena obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun terus menunjukkan tren kenaikan sehingga membuat dollar AS makin perkasa terhadap mata uang lain, termasuk rupiah.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan yield US Treasury mendekati level 4,5 persen yang selanjutnya mendorong yield SUN 10 tahun meningkat hingga 7,6 persen. Josua mengatakan pelaku pasar akan mencermati keputusan ECB pada pekan depan sebelumnya menantikan keputusan bank sentral AS (the Fed) pada rapat FOMC awal November.

Dia memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (24/10), bergerak di kisaran 15.575-15.675 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan lalu masih terus melemah dipengaruhi sentimen negatif global.

Rupiah ditutup melemah 60 poin atau 0,39 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.632 rupiah per dollar AS.
Halaman Selanjutnya....