Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sensor Berbasis "Graphene" untuk Asma

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Javanmard dan tim ahli di Rutgers-New Brunswick yang cukup beragam ini menggambarkan penemuan mereka dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnalMicrosystems & Nanoengineering.

Asma, menyebabkan radang pada jalan napas dan menghalangi aliran udara. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 300 juta orang di seluruh dunia, dimana Sekitar 17,7 juta orang dewasa dan 6,3 juta anak-anak di Amerika Serikat didiagnosis menderita asma pada tahun 2014. Gejala penyakit ini meliputi batuk, mengi, sesak napas, dan sesak dada.

Sementara, penyakit paru-paru serius lainnya termasuk chronic obstructive pulmonary disease (COPD) atau metode non-invasif yang ada saat ini untuk mendiagnosis dan memantau asma masih cukup terbatas. Terutama dalam menandai sifat dan tingkat peradangan yang terjadi pada saluran napas dan memerlukan peralatan mahal yang tidak dapat ditangani dengan mudah oleh pasien.

Metodenya meliputi spirometri, yakni dengan mengukur kapasitas nafas, dan pengujian untuk oksida nitrat yang dihembuskan, sebagai sebuah indikator adanya peradangan pada saluran napas.

Dengan kodisi demikian, para peneliti berpendapat adanya kebutuhan mendesak untuk memperbaiki penanganan asma termasuk metode invasif minimal untuk diagnosis molekuler dan pemantauan asma secara terus menerus pada para penderita.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top