Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Kebudayaan

Seniman Jalanan Memerlukan Akses Ruang Publik

Foto : Koran Jakrta/Muhamad Ma'rup

Ruang Ekspresi I Direktur Pengembangan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kemendikbudristek, Yudi Wahyudi (kiri), Pendiri Institut Musik Jalanan, Andi Malewa (kanan), dan perwakilan musisi jalanan. Mereka hadir dalam acara Kerja Sama Ruang Ekspresi Seniman Jalanan, Kamis (18/11).

A   A   A   Pengaturan Font

Rapat Koordinasi Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia di Institut Seni Indonesia, Denpasar, berhasil menetapkan Peta Jalan Pemajuan Seni Budaya Indonesia

JAKARTA - Seniman jalanan dari Institut Musik Jalanan (IMJ) siap tampil di mal dan ruang publik lainnya dalam rangka memperluas akses peningkatan talenta serta taraf hidup. Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kemendikbudristek, Yudi Wahyudi, dalam acara Kerja Sama Ruang Ekspresi Seniman Jalanan, Kamis (18/11).

"Banyak artis besar muncul dari seniman jalanan. Maka, tidak mustahil teman-teman musisi jalanan, bisa semakin berkembang, bila diberi kesempatan," ujarnya. Dia menerangkan, saat ini ada beberapa pusat perbelanjaan yang memberikan ruang kepada para seniman jalanan. Salah satunya, Pejaten Village Mall, Jakarta.

Dia menyebut, akses akan terus diperluas di berbagai kota. Kemendikbudristek mengapresiasi mitra ruang publik yang sudah bekerja sama dalam pemajuan kebudayaan Indonesia. "Mudah-mudahan kesempatan ini bisa dimaksimakan. Ada berbagai kegiatan yang saling mengisi dan memberi warna," jelasnya.

Lebih jauh, Yudi menerangkan, para pegiat seni budaya, termasuk seniman jalanan, sangat memerlukan akses ruang ekspresi mereka. Menurutnya, mereka lebih butuh hal tersebut dibanding bantuan yang bersifat langsung seperti dana tunai.

Pihaknya telah menyurvei kebutuhan para pegiat seni dan budaya. Hasilnya, sebagian besar menolak bantuan yang sifatnya tunai. "Mereka ingin ekspresi terlaksana, bangga tetap ada. Kalau ada kerja sama, sifatnya setara. Mereka menghindari sifatnya umpan, tapi kail. Para seniman jalanan bangga dengan hasil jerih payahnya," tandasnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top