Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Seni Memasak dalam "Cooking Class

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Cooking class, telah menjadi bagian dari konsep wisata kuliner dan gaya hidup baru masyarakat Urban.

Memasak tak lagi sekadar kegiatan ibu rumah tangga semata. Kini kegiatan masak memasak telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Apalagi di perkotaan, mulai tren kelas memasak (cooking class) yang kian digrandungi semua kalangan.

Tren cooking class banyak digelar di hotel-hotel berbintang, resto, dan cafe. Bahkan tak hanya di kelas private tapi juga di tempat tempat terbuka yang mengundang banyak pengunjung. Kehadiran chef-chef ternama atau selebriti chef, juga menjadi salah satu daya tarik.

"Saya ingin tahu saja, bagaimana membuat menu barbeque yang enak ala hotel bintang seperti ini," ungkap Widya salah satu peserta acara cooking class di Jakarta.

Acara pelatihan memasak ini kerap diminati banyak peserta.

Tak hanya ibu-ibu, ada juga remaja putri, pria kantoran bahkan beberapa turis asing. Cooking class, telah menjadi bagian dari konsep wisata kuliner dan gaya hidup baru masyarakat Urban.

"Makanan adalah tempat semua hal baik dimulai, karena makanan enak dapat menciptakan energi dan suasana hati yang baik. Di situlah seni memasak yang sesungguhnya," tutur seorang chef.

Harus diakui, tren kelas memasak ini tidak lepas dari kehadiran selebriti-selebriti chef yang hadir dalam tayangan televisi. Bisa dikatakan televisi menjadi salah satu inspirasi tumbuhnya gaya hidup memasak.

Industri media menyebutnya wisata kuliner. Bahkan, informasi tentang masakan juga seringkali menjadi selingan di info berita. Kehadiran selebriti chef seperti Farah Quinn, Norman Ismail, Marinka, chef Juna dan lainnya, makin membuat program memasak menjadi acara yang mengasyikkan.

Memang, memasak menjadi sebuah gaya hidup yang tidak hanya dilakukan di dapur tetapi juga di berbagai tempat, seperti di hotel, sisi kolam renang, gunung, kebun atau pantai. Tren itu pun ditangkap menjadi peluang yang menjanjikan oleh para pelaku usaha yang kreatif.

Artinya, membuat kelas memasak (cooking class) menjadi peluang dan potensi yang menjanjikan. Beberapa komunitas menyelenggarakan acara ini. Biasanya kelas ini pun diperuntukkan bagi semua usia.

Di tempat kursus memasak, anak-anak dapat bermain sekaligus belajar membuat berbagai kreasi makanan. Di hotel berbintang, misalnya, kelas memasak jadi jualan baru untuk menarik pengunjung atau turis yang ingin menginap.

"Tren kelas memasak ini cukup bagus dan direspons cukup baik oleh masyarakat. Kami menyajikannya sebagai bagian dari promosi hotel dan wisata kuliner," ungkap Executive Assistant Manager Syariah Hotel Solo (SHS) Iskandar dalam rilisnya, beberapa waktu lalu.

Di hotelnya, SHS pernah menggelar cooking class untuk anak anak dan kalangan dewasa. "Ini juga untuk menjawab mulai banyaknya permintaan pasar," ujarnya.

Dari Tren ke Softskill

Kebanyakan peserta yang mengikuti kelas memasak mengaku, tidak hanya sekadar untuk berwisata kuliner saja, namun kelas memasak ini dapat dijadikan ajang untuk mengasah kemampuan dan minat di dunia masak memasak.

"Kalau saya hanya ingin belajar memasak praktis dan sehat saja. Kadang kalau makan di luar rumah terus jadi tidak sehat untuk badan kita. Masak sendiri lebih sehat dan jadi menyenangkan kalau sudah tahu tekniknya," ujar Andi karyawan sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Lain Andi lain pula pengakuan Nissa. "Kalau ikut kelas memasak ini, jadi lebih tahu tak hanya menu menu yang populer tetapi juga bagaimana cara menyajikannya. Ini juga penting agar makanan yang kita buat memberikan selera pada orang yang akan kita suguhkan," ujar Nissa.

Nissa mengaku, dia lebih memilih cooking class tentang menu menu utama. Baik menu Indonesia atau negara Asia lainnya. "Saya kurang suka kalau pastry, karena saya tidak suka makan kue apalagi cake ya,"ungkapnya.

Lain Nissa, lain yang disukai Widya. Ibu dua anak asal Depok ini, lebih memilih kelas memasak tentang pastry.

"Saya senang membuat kue, selain buat saya sendiri dan keluarga bisa buat jualan. Lumayan kalau kue kue kering banyak yang pesan," aku Widya. Biasanya jika telah ikut kelas memasak, dia suka mendapat ide, selain soal rasa juga penampilan kue kue yang dibuatnya bisa lebih kreatif.

Dari pengakuan ketiganya, ternyata banyak hal yang bisa dipelajari di kelas memasak ini. Mulai dari pemilihan bahan dasar, pengenalan teknik dasar menu, tata cara olah menu dan waktu pengelohaan menu serta penyajian menu.

Dengan demikian, para peserta mampu memahami teknik-teknik memasak dari pemilihan bahan sampai penyajiannya. "Pada prinsipnya, memasak seperti kita menjalani hidup. Ada proses dan kesabaran dalam mempersiapkannya hingga hasil akhir pada saat penyajian." yun/E-6

Pelatihan Memasak: Usaha Kreatif Para Pelaku Usaha

Memasak menjadi sebuah gaya hidup yang tidak hanya dilakukan di dapur tetapi juga di berbagai tempat, seperti di hotel, sisi kolam renang, gunung, kebun atau pantai. Tren itu pun ditangkap menjadi peluang yang menjanjikan oleh para pelaku usaha yang kreatif.

Peserta pelatihan memasak biasanya dilatih oleh chef terkenal. Dari para chef, peserta akan mendapat banyak wawasan, seperti teknik pemilihan bahan, teknik mengolah, dasar prinsip seorang chef, serta soft skill untuk usaha.

Satu hal yang juga penting, peserta akan lebih percaya diri dalam hal kuliner. Peserta dapat menyajikan pola makan sehat dan baik, serta pengembangan diri untuk bekerja di bidang kuliner.

Untuk mengikuti kelas memasak ini, biasanya, dilakukan dengan minimal peserta 10 orang. Semakin banyak peserta maka semakin murah biaya yang harus dikeluarkan. Rata rata untuk cooking class di hotel berbintang dimulai dari harga 300 ribu hingga1 juta per orang.

Untuk anak anak biasanya mulai harga 150 ribu hingga 300 ribu. Lama kursus biasanya antara 3 hiingga 5 jam, tergantung menu kelas memasak yang diikutinya. Setelah mengikuti kelas memasak, peserta selain mendapat makanan banyak dari yang dimasaknya, juga resep dan souvenir. yun/E-6

Komentar

Komentar
()

Top