Semua WNI di Negara Ini Harus Waspada, Kemlu RI Tetapkan Status Siaga Tertinggi untuk Seluruh Wilayah Suriah
Kementerian Luar Negeri (Kemlu)
Foto: istimewaJAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan KBRI Damaskus telah menetapkan status siaga tertinggi untuk seluruh wilayah Suriah menyusul eskalasi perang saudara yang mencapai Ibu Kota Damaskus.
“KBRI Damaskus tela menetapkan status Siaga 1 untuk seluruh wilayah Suriah. Sebelumnya, Siaga 1 hanya diterapkan pada beberapa wilayah seperti Aleppo dan Hama,” demikian menurut Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemlu RI, Judha Nugraha, melalui pernyataan tertulis, Minggu (8/12).
Seperti dikutip dari Antara, menindaklanjuti penetapan Siaga 1, Kemlu RI dan KBRI Damaskus melakukan pertemuan secara virtual dengan masyarakat Indonesia di Suriah pada Sabtu (7/12) untuk memberikan informasi terkini soal situasi keamanan dan langkah-langkah kontingensi, termasuk evakuasi.
“Imbauan kepada para WNI untuk memperhatikan kondisi keamanan setempat juga dilakukan secara rutin,” kata Direktur PWNI Kemlu RI.
Mengingat situasi di Suriah yang masih sangat dinamis, Kemlu RI maupun KBRI Damaskus serta Perwakilan RI di Timur Tengah terus memperhatikan secara dekat perkembangan situasi di negara tersebut.
Judha mengatakan saat ini masih ada 1.162 WNI yang sebagian besar adalah pekerja migran, menetap di Suriah. Meski mereka tersebar di berbagai provinsi, mayoritas dari mereka menetap di Damaskus.
Memasuki Damaskus
Kelompok bersenjata anti-rezim Bashar Al-Assad dilaporkan memasuki Damaskus dari sisi selatan Ibu Kota Suriah itu pada Sabtu. Kota tersebut pun takluk pada kelompok oposisi pada Minggu, usai pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendalinya.
Pertempuran di Damaskus menjadi babak akhir dari eskalasi pertempuran antara pasukan rezim dan kelompok oposisi yang pecah pada 27 November lalu dan dimulai di kawasan pedesaan di barat Aleppo di Suriah utara.
Cepatnya pergerakan kelompok oposisi mengejutkan pasukan militer Suriah, dan rezim Al-Assad pun kehilangan kendali terhadap satu per satu wilayah di negara itu, dimulai dari Idlib, Aleppo pada 30 November, dan Hama pada 5 Desember.
Gelombang protes terhadap rezim dimulai pada Sabtu (7/12) malam di sejumlah wilayah permukiman. Sementara itu, pasukan rezim ditarik dari sejumlah lokasi strategis, seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan bandara internasional.
Dengan masuknya para demonstran ke area-area krusial, rezim Assad kehilangan sebagian besar kendali atas Ibu Kota.
Di Penjara Sednaya di Damaskus, yang terkenal sebagai simbol kekuasaan rezim dan praktik penyiksaan yang keji, para tahanan dibebaskan oleh demonstran yang menyerbu fasilitas tersebut.
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 3 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan
Berita Terkini
- Masa Pengungsian Korban Kebakaran Selama Tujuh Hari dan Bisa Ditambah
- Ayo Kompak Beri Solusi, Indonesia Perlu Cari Alternatif Pendanaan Transisi Energi
- Terus Dikebut Pembangunannya, Pembiayaan IKN Skema KPBU Capai Rp60,93 Triliun
- Akhirnya Indonesia Bertindak Tegas dengan Beri Denda Google Rp202 Miliar karena Praktik Bisnis Tidak Adil
- Ciptakan Lebih dari 100.000 Pekerjaan, Trump Sebut Investasi untuk Mendanai Infrastruktur AI Capai US$500 Miliar