Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semarak Suasana Berkat Selembar Foto Instan

Foto : Istimewa

Anak-anak Panti Asuhan Kuntum Teratai dalam kegiatan Fujifilm CSR Tahun 2022 bertema “Don’t Just Take, Give" di Kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan tersebut dalam rangka perayaan ulang tahun Fujifilm Indonesia (FFID) ke-11 dengan membawa kebahagiaan bagi semua penghuni panti asuhan, di antaranya berkat hadirnya kamera instan.

A   A   A   Pengaturan Font

Kiki yang lahir tahun 2010 mengaku takjub melihat kamera yang bisa memotret dan langsung mencetak gambar. Sebagai bagian dari generasi Z, Kiki memang tak pernah bersinggungan dengan kamera analog sebelumnya. Sejak dia lahir, alat-alat digital telah mewarnai hariharinya. Sebut saja, dari ponsel pintar berkamera, televisi LCD hingga pemutar musik digital.

Bagi Kiki, kamera instan ini memberikan hiburan tersendiri. Dengan kemampuan mencetak foto sendiri, kamera ini mampu menyemarakkan suasana saat berkumpul bersama temantemannya yang sudah dianggapnya sebagai keluarga sendiri. Satu keinginannya, "saya ingin fotoin teman-teman semua pakai kamera ini," ujarnya sambil tersenyum. Mendengar ucapan Kiki, Rudy pun kemudian menjelaskan, "foto yang sudah cetak, nantinya akan untuk mereka. Sebagai kenang-kenangan bahwa mereka pernah berbagi kebahagiaan bersama kami di suatu sore."

Rasa bahagia juga disampaikan Ketua Yayasan Panti Asuhan Kuntum Teratai, Ibu Nina Agustina, dalam kegiatan Fujifilm CSR Tahun 2022 bertema "Don't Just Take, Give," pada 5 September 2022 lalu. Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka peringatan hari ulang tahun Fujifilm ke-11 ini, membawa kebahagiaan bagi semua penghuni panti asuhan, di antaranya berkat hadirnya kamera instan.

Kehadiran kamera instan yang populer, menurut Nina memang terasa asing untuk sebagian besar anak-anak masa kini. Namun, justru hal itu menciptakan daya tarik dan keingintahuan anak-anak untuk menggunakan kamera ini. "Anak-anak merasa asing, tetapi kepengen tahu sehingga daya kepo-nya tinggi," katanya.

Namun bagi Nina yang telah mendirikan panti asuhan sejak tahun 2004, keberadaan kamera yang bisa mencetak foto sendiri membangkitkan kenangan lama di masa kecil. Ketika selembar foto bisa disimpan dan mampu dinikmati lagi di lain waktu, dirinya merasa dekat dengan memori itu sendiri. "Senang sekali ada lembaran foto yang bisa dinikmati saat itu, bisa disimpan dan bisa dilihat lagi di lain waktu untuk membangkitkan memori," kata Nina.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : M. Fachri
Penulis : M. Fachri

Komentar

Komentar
()

Top