Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana | BMKG Terus Memantau Fluktuasi Muka Air Laut

Selat Sunda Berpotensi Tsunami Lagi

Foto : ANTARA/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS

SISTEM PERINGATAN DINI | Kepala BNPB, Doni Monardo (kanan) berbincang dengan Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Kristanto saat berkunjung ke pos pengamatan Gunung Anak Karakatau, Anyer, Serang, Banten, Sabtu (12/1). Doni menegaskan sistem peringatan dini di kawasan Selat Sunda harus dibuat terintegrasi dengan sistem pengelolaan pariwisata dan industri yang ada untuk meminimalisir jatuh korban saat terjadi tsunami.

A   A   A   Pengaturan Font

Terdapat tiga sumber tsunami di Selat Sunda, yakni Kompleks Gunung Anak Krakatau, Zona Graben, dan Zona Megathrust.

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan masih ada potensi terjadinya kembali tsunami di Selat Sunda. Sebab, sedikitnya terdapat tiga sumber tsunami di selat ini, yakni Kompleks Gunung Anak Krakatau, Zona Graben, dan Zona Megathrust.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly, menjelaskan Kompleks Gunung Anak Krakatau terdiri dari Gunung Anak Krakatau, Pulau Sertung, Pulau Rakata, dan Pulau Panjang. Gunung serta ketiga pulau tersebut tersusun dari batuan yang retak-retak secara sistemik akibat aktivitas vulkano-tektonik. Akibatnya, kompleks tersebut rentan mengalami runtuhan lereng batuan atau longsor ke dalam laut, dan berpotensi kembali membangkitkan tsunami.

Begitu pula dengan Zona Graben yang berada di sebelah Barat-Barat Daya kompleks Gunung Anak Krakatau, juga merupakan zona batuan rentan runtuhan lereng batuan (longsor) dan berpotensi memicu gelombang tsunami. Sementara itu, Zona Megathrust termasuk pula sebagai wilayah yang berpotensi membangkitkan patahan naik pemicu tsunami.

"Atas dasar itulah, hingga saat ini BMKG tetap memantau perkembangan kegempaan dan fluktuasi muka air laut di Selat Sunda. BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai zona bahaya dengan radius 500 meter dari bibir pantai yang elevasi ketinggiannya kurang dari lima meter," ujar dia, dalam keterangan tertulisnya, akhir pekan lalu.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top