Sel Punca Dapat Ubah Sel Kanker Menjadi Sel Normal
Foto: afp/ THOMAS COEXAsisten Profesor Huanhuan Joyce Chen dan sarjana pascadoktoral Abhimanyu Thakur menjelaskan jenis pengobatan menggunakan sel punca yang disebut terapi diferensiasi. Pengobatan ini berfokus pada upaya membujuk sel kanker agar menjadi sel normal.
Bagaimana sel menjadi kanker adalah proses yang masih coba dipahami sepenuhnya oleh para peneliti. Umumnya, sel normal tumbuh dan berkembang biak melalui pembelahan sel yang terkendali, di mana sel-sel lama dan rusak digantikan setelah mati oleh sel-sel baru.
“Terkadang proses ini berhenti bekerja, menyebabkan sel-sel mulai tumbuh tak terkendali dan berkembang menjadi tumor,” kata kedua ilmuwan dalam artikel yang dipublikasikan di laman The Conversation.
Secara tradisional, pengobatan kanker seperti kemoterapi, imunoterapi, radiasi, dan pembedahan berfokus pada pembunuhan sel kanker. Namun, jenis pengobatan lain menggunakan sel punca yang disebut terapi diferensiasi berfokus pada upaya membujuk sel kanker agar menjadi sel normal.
“Kami adalah peneliti yang mempelajari bagaimana sel punca, atau sel yang belum matang yang dapat berkembang menjadi berbagai jenis sel, berperilaku dalam kondisi sehat dan sakit. Kami percaya bahwa sel punca dapat memberikan pengobatan potensial untuk semua jenis kanker dengan berbagai cara,” kata dia.
Sel punca adalah sel yang tidak terspesialisasi, artinya sel punca pada akhirnya dapat menjadi salah satu dari berbagai jenis sel yang membentuk berbagai bagian tubuh. Sel punca dapat mengisi kembali sel-sel di kulit, tulang, darah, dan organ lain selama perkembangan, serta meregenerasi dan memperbaiki jaringan saat rusak.
Ada berbagai jenis sel punca. Sel punca embrionik adalah sel pertama yang awalnya terbentuk setelah sperma membuahi sel telur, dan dapat menghasilkan semua jenis sel lain dalam tubuh manusia. Sel punca dewasa lebih matang, artinya sel punca dapat menggantikan sel yang rusak hanya pada satu jenis organ dan memiliki kemampuan terbatas untuk berkembang biak.
Peneliti dapat memprogram ulang sel punca dewasa, atau sel yang berdiferensiasi, di laboratorium untuk bertindak seperti sel punca embrionik. Karena sel punca dapat bertahan hidup lebih lama daripada sel biasa, sel punca memiliki kemungkinan yang jauh lebih tinggi untuk mengakumulasi mutasi genetik yang dapat mengakibatkan hilangnya kendali atas pertumbuhan dan kemampuan regenerasinya.
“Inilah sebabnya mengapa banyak tumor mengandung subpopulasi kecil sel yang berfungsi seperti sel punca. Sel punca kanker ini dianggap bertanggung jawab setidaknya sebagian atas inisiasi, perkembangan, metastasis, kekambuhan, dan resistensi pengobatan kanker,” terang kedua peneliti.
Bukti yang terkumpul juga menunjukkan bahwa sel punca kanker dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel, termasuk sel nonkanker. Para peneliti memanfaatkan fakta ini melalui jenis pengobatan yang disebut terapi diferensiasi.
Konsep terapi diferensiasi berasal dari pengamatan para ilmuwan bahwa hormon dan sitokin, yang merupakan protein yang memainkan peran penting dalam komunikasi sel, dapat merangsang sel punca untuk menjadi dewasa dan kehilangan kemampuannya untuk beregenerasi.
“Oleh karena itu, memaksa sel punca kanker untuk berdiferensiasi menjadi sel yang lebih dewasa selanjutnya dapat menghentikan mereka (sel kanker) dari perkembangbiakan yang tidak terkendali, sehingga mereka menjadi sel normal,” ujar dia.
Terapi diferensiasi telah berhasil dalam mengobati leukemia promielositik akut, kanker darah yang agresif. Dalam kasus ini, asam retinoat dan arsenik digunakan untuk memblokir protein yang menghentikan sel myeloid, sejenis sel darah yang berasal dari sumsum tulang, agar tidak sepenuhnya matang. Dengan membiarkan sel-sel ini sepenuhnya matang, mereka kehilangan sifat kankernya.
Lebih jauh, karena terapi diferensiasi tidak berfokus pada pembunuhan sel kanker dan tidak mengelilingi sel-sel sehat dalam tubuh dengan bahan kimia berbahaya, terapi ini bisa jadi kurang beracun dibandingkan pengobatan tradisional.
Ada banyak cara potensial lain untuk menggunakan sel punca untuk mengobati kanker. Misalnya, sel punca kanker dapat langsung ditargetkan untuk menghentikan pertumbuhannya, atau diubah menjadi “kuda Troya” yang menyerang sel tumor lainnya.
Sel punca kanker yang tidak aktif, yang tidak membelah tetapi masih hidup, merupakan target obat potensial lainnya. Sel-sel ini biasanya memainkan peran besar dalam resistensi pengobatan untuk berbagai jenis kanker karena mereka mampu beregenerasi dan menghindari kematian bahkan lebih baik daripada sel punca kanker biasa.
Kualitas mereka yang tidak aktif dapat bertahan selama beberapa dekade dan menyebabkan kekambuhan kanker. Mereka juga sulit dibedakan dari sel punca kanker biasa, sehingga sulit untuk dipelajari. Kami percaya bahwa sel punca dapat memberikan pengobatan potensial untuk semua jenis kanker dengan berbagai cara.
Meskipun, sel punca memiliki banyak keuntungan dalam penggunaannya dalam terapi kanker, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Pasangan Risma-Gus Hans Sampaikan Permohonan Maaf di Akhir Masa Kampanye Pilgub Jatim
- Degrowth, Melawan Industrialisasi dan Konsumsi Berlebihan Demi Masa Depan yang Berkelanjutan
- Hardjuno Pertanyakan RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas Prioritas Saat RUU Perampasan Aset Tidak
- Kebijakan Luar Negeri Prabowo Subianto: Diplomasi yang Berimbang untuk Indonesia
- Tuai Kecaman, Biaya Penobatan Raja Charles Capai £72 juta