Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
KTT COP 27

Sekjen PBB: Bekerja Sama Atasi Iklim atau Binasa

Foto : AFP/JOSEPH EID

Sekjen PBB, Antonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

SHARM EL-SHEIKH - Umat manusia berada dalam perjuangan hidup saat perubahan iklim mengintensifkan kekeringan, banjir, dan gelombang panas. Hal itu disampaikan Sekjen PBB, Antonio Guterres, kepada para pemimpin dunia yang turut hadir dalam KTT COP 27 di Mesir untuk membahas pembatasan pemanasan global, Senin (7/11).

Di tengah rentetan krisis internasional yang menghantam ekonomi dan mengguncang hubungan internasional, mulai dari pandemi Covid dan invasi Russia ke Ukraina hingga cuaca ekstrem, Guterres mengatakan bahwa saat ini komunitas internasional menghadapi pilihan yang sulit.

"Bekerja sama atau binasa," kata dia kepada para pemimpin di KTT PBB COP 27 di resor Laut Merah Sharm el-Sheik. "Opsinya adalah pilih solidaritas iklim atau bunuh diri kolektif," imbuh dia.

Dalam pidatonya, Guterres pun menyerukan kesepakatan bersejarah antara negara-negara kaya dan negara-negara berkembang yang bertujuan untuk mengurangi emisi dan menjaga kenaikan suhu untuk mencapai target Kesepakatan Paris yaitu 1,5 derajat Celsius di atas era pra-industri.

Dia mengatakan targetnya juga harus menyediakan energi baru terbarukan dan terjangkau untuk semua, menyerukan pada penghasil emisi terbesar khususnya Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, untuk meningkatkan upaya mereka.

"Pada lintasan saat ini, kita berada di jalan raya menuju neraka iklim dengan kaki kita masih menginjak pedal gas," ucap Sekjen PBB.

Keharusan Moral

Saat pemanasan global sejauh ini naik sekitar 1,2 Celsius, dampak sudah semakin cepat dirasakan pada semua lini.

Kekeringan besar di Tanduk Afrika telah mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan, banjir mematikan di Pakistan membanjiri lahan pertanian dan menghancurkan infrastruktur, menyebabkan kerusakan dan kerugian lebih dari 30 miliar dollar AS menurut Bank Dunia.

Sementara itu, komunitas global tertinggal dalam upaya untuk mengurangi emisi pemanasan planet dan pembayaran ke negara-negara yang rentan untuk membantu mereka membangun ketahanan dan menghijaukan ekonomi mereka.

Sebelumnya pada Minggu (6/11), negara-negara berkembang meraih kemenangan kecil ketika para delegasi sepakat mengenai pembayaran kompensasi kerugian dan kerusakan yang merupakan bantuan atas dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan.

Guterres mengatakan hal itu adalah sebuah keharusan moral bagi pencemar yang lebih kaya untuk membantu negara-negara yang rentan, yang seringkali paling tidak bertanggung jawab atas perubahan iklim.

Sekjen PBB juga membahas hilangnya keanekaragaman hayati besar-besaran yang telah melihat aktivitas manusia mendorong krisis kepunahan massal keenam di planet ini, mengancam makanan yang kita makan, air yang kita minum dan udara yang kita hirup. AFP/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top