Sejumlah Wilayah Indonesia Belum Bebas Kusta
Direktur Pencegahan PeÂnyakit Menular Langsung KeÂmenterian Kesehatan, WienÂdra Waworuntu.
Deteksi Lambat
Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi, menyatakan penyakit kusta lebih sering ditemukan terlambat karena masyarakat sering kali mengabaikan tanda dan gejalanya.
Menurut dokter yang akrab disapa Dini ini, gejala penyakit kusta adalah keberadaan bercak putih atau merah di kulit. Bercak tersebut tidak gatal, tidak nyeri, tetapi baal (kurang rasa atau mati rasa). Bercak sering kali ditemukan di bagian siku karena ada syaraf yang dekat dengan permukaan kulit, ada pula bercak yang ditemukan di sekitar tulang pipi (wajah), telinga, atau bahu (badan).
Selain itu, ada penderita yang menunjukkan gejala berupa bintil kemerahan yang tersebar. Ada pula yang gejalanya kulit sangat kering (tidak berkeringat) dan rambut alis rontok sebagian/seluruhnya.
Sebagian besar penderita pada awalnya tidak merasa terganggu. Meski kadang disertai kesemutan, nyeri sendi dan demam hilang timbul, bila mengalami reaksi. "Karena tidak merasa sakit, tidak gatal, penderita cenderung abai. Padahal, penyakit berlangsung terus, berpotensi menularkan dan menimbulkan kecacatan," ungkap Dini.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya