Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sejauh Mana Vaksin Covid-19 Bisa Memberi Perlindungan?

Foto : Christof STACHE / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu pertanyaan yang muncul di benak setiap orang setelah diberi vaksin Covid-19 adalah sampai kapan vaksin bisa memberikan perlindungan pada diri kita. Sebuah studi terbaru mengungkapkan kemungkinan vaksin mampu memberikan perlindungan hingga seumur hidup.

Sebuah riset kecil yang dilakukan di Amerika Serikat (AS) terhadap vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNtech dan Moderna menyatakan kedua vaksin mampu memberikan perlindungan terhadap virus korona selama bertahun-tahun.
"Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menggunakan platform messenger RNA (mRNA) yang relatif mampu melatih sistem kekebalan tubuh untuk melawan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19," kata ketua peneliti dan penulis senior, seorang ahli imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis, Ali Ellebedy, seperti dikutip Live Science edisi Rabu (30/6).
Untuk mengetahui kemampuan vaksin melindungi dalam jangka lama, peneliti merekrut 41 partsipan yang menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, dimana 8 orang di antaranya pernah terinfeksi SARS-CoV-2. Dari mereka kemudian diambil sampel darah pada awal penelitian dan pada pekan ke-3, 4, 5, 7 dan 15 setelah para partisipan menerima dosis pertama vaksin mereka.
Konsisten dengan penelitian sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa vaksin mRNA menginduksi respons antibodi yang kuat. Respons itu bahkan lebih kuat pada orang pernah dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-2 ringan sebelum divaksinasi.
Tim juga mengumpulkan sampel kelenjar getah bening dalam rentang waktu yang sama dari 14 orang, yang sebelumnya tidak terinfeksi SARS-CoV-2. Saat seseorang terkena infeksi dan diberi vaksinasi, struktur molekul yang dikenal sebagai "pusat germinal" (germinal center) dalam sekejap terbentuk di dalam kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang selama ini bertanggung jawab atas kekebalan sistem sel, akan membengkak sebagai respons terhadap infeksi.
Pada mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2, struktur pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening paru-paru, yang sulit diakses. Sedangkan vaksin biasanya memacu produksinya di ketiak, yang lebih mudah diakses.
"Anda dapat menganggap mereka sebagai kamp pelatihan untuk sel-sel kekebalan," kata Ellebedy menggambarkan.
Struktur tersebut melatih jenis sel kekebalan yang dikenal sebagai sel B selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mengikat secara lebih baik patogen SARS-CoV-2. Proses tersebut menciptakan sel kekebalan yang sangat terlatih, beberapa di antaranya adalah sel memori yang akan mengingat virus dalam jangka panjang.
Tidak banyak yang diketahui tentang berapa lama "kamp pelatihan" ini bertahan di dalam kelenjar getah bening pada manusia. Mengacu pada penelitian pada hewan menunjukkan biasanya sel kekebalan hanya bertahan beberapa pekan.
Namun dalam studi tim tersebut menemukan sesuatu yang mengejutkan. Pada sebagian besar peserta yang menerima vaksin, pusat germinal mereka terus aktif, melatih sel-sel kekebalan yang kuat ini setidaknya selama 15 pekan setelah pemberian dosis pertama.
Karena respons pusat germinal ini berlangsung selama berbulan-bulan, kemungkinan menghasilkan banyak sel memori yang akan bertahan selama bertahun-tahun. Beberapa dari sel memori kemungkinan akan membangun diri mereka sendiri di dalam sumsum tulang dan menghasilkan antibodi seumur hidup.
Sekarang, Ellebedy dan timnya tengah memantau sel-sel tersebut untuk melihat apakah mereka bermigrasi dan menetap secara permanen di sumsum tulang. Jika itu terjadi, akan membantu mereka yang divaksin terlindungi dari Covid-19 seumur hidupnya.
Menurut Ellebedy dengan hasil penelitian itu maka platform vaksin mRNA dipercaya mampu memberikan perlindungan. "Vaksin mRNA telah jauh melampaui harapan para ahli dan telah menunjukkan kemanjuran yang tinggi dalam melindungi orang dari SARS-CoV-2," ujar dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top